Libur pun kini telah usai, hari esok kembali terbentang di depan mata, harapan kembali tergambar, dan cita-cita pun laksana tak lepas dari ingatan. Setelah dua pekan dihinggapi rasa bosan akan libur sekolah tanpa tahu harus apa yang diisi saat liburan. Dan sungguh merindukan sekolah tercinta dengan ragam aktivitas sahabat serta staff pengajar tercinta membuncah menjadi saat-saat yang ingin disegerakan. Liburan pekan pertama diisi dengan hari-hari penuh kebosanan, bosan akan apa yang harus dilakukan, sedangkan liburan pekan kedua berisi waktu yang cepat, mengapa liburan cepat akan berakhir disaat sedang asyik menikmatinya.
Mungkin banyak pelajaran dari liburan yang bisa kamu petik akan hikmah dan manfaatnya. Sebab orang yang bijak dan cerdas adalah mereka yang dapat mengisi waktu-waktunya dengan penuh manfaat dan tidak menunggu waktu-waktu dengan penuh kesia-siaan. Sebagaimana yang dikatakan oleh Ibnu Umar dan diriwayatkan oleh Al Imam Bukhari “Jika berada di waktu sore, jangan menanti waktu pagi. Jika berada di pagi hari janganlah menunggu datangnya sore hari...” ucapan yang dikatakan oleh Abdullah bin Umar dalam menambahkan redaksi hadist “Hiduplah di dunia bagaikan seorang asing atau orang yang sedang diperjalanan”
Banyak diantara teman-teman kamu mungkin saat liburan kemarin mengisi dengan perbuatan-perbuatan yang diharamkan dan penuh dengan kemaksiatan. Hura-hura kesana- kemari tanpa kenal henti yang jelas dalam Islam mereka telah menduduki posisi orang-orang yang merugi.
Selamat Datang Anak Baru!
Yaps, tiap kali pergantian semester dari genap ke ganjil pasti merupakan moment-moment yang tidak bisa dilupa begitu saja. Di saat pergantian semester ini dalam jenjang tingkatan sekolah di Bumi Pertiwi tercinta ini pasti akan didapati si junior menjadi senior dan si senior berubah status kembali menjadi junior.
Saat-saat orientasi tentunya akan membuat perasaan senior bahagia bukan kepalang, sebab statusnya selain berubah, mereka juga memiliki orientasi lain selain datangnya anak baru dan selain orientasi para junior atas sekolahnya yang diberikan oleh para guru. Si kakak kelas bisa jadi caper (cari perhatian) dan tentunya TePe (tebar pesona) kepada setiap anak baru. Maka tak jarang lho, kakak kelas ngegebet (menyukai dan berkeinginan memacarinya) adik kelasnya dan begitupun sebaliknya. Bahkan parahnya lagi sebagian besar sekolah yang memiliki gang (baca, geng) sekolah melakukan atraksi bullying (kekerasan) pada tiap anak baru, baik untuk direkrut maupun untuk menekan anak baru tersebut agar gak belagu!
Sudah lazim kita kenal bahwa budaya senioritas menunjukkan superioritas di Indonesia ini. Fakta-fakta cukup jelas akan perbuatan tersebut di berbagai media yang di blow up terus menerus untuk menunjukkan pentingnya kewaspadaan diri atas gaya sekolah anak muda jaman sekarang. Tindak kekerasan berujung kematian pun tak jarang kita temukan, atau bahkan kamu pernah melihat sendiri perbuatan kekerasan kakak kelasmu atas temanmu di depan matamu persis. Penganiayaan yang dilakukan oleh para pengecut tersebut pada hakikatnya melindungi diri dengan gaya banci berembel-embel kelompok. Mereka adalah para pelajar yang tidak memiliki orientasi kehidupan dan jati diri, lingkungan telah menelan mereka kepada lubang kegelapan, faktor keluarga yang tidak harmonis dan jauh dari nilai-nilai agama juga telah menjadikan mereka seperti itu. Mereka yang tidak punya potensi apapun akan senantiasa bergabung dengan orang yang tidak memiliki talenta hatta kecerdasan. Sehingga untuk menunjukkan eksistensi keberadaannya harus ditunjukkan sisi lain sekalipun nantinya akan mencoreng nama mereka. Itulah bullying, suatu tindakan pengecut berkedok keberanian semu. Padahal pada hakikatnya mereka adalah orang-orang yang meminta diperhatikan oleh lingkungannya dan berharap tak dilecehkan karena kekurangan diri. Namun cara tersebut salah, salah karena stigma diri yang terlanjur negatif telah terlanjur lekat sehingga kepercayaan diri akan hilang bila tak bersama kelompok, dan ciut nyali jika sedang sendiri. Maklumlah sebab mereka akan berafiliasi sesuai dengan tingkat kegemarannya dan kesamaannya, sebagaimana sebuah hadits berkata “Manusia itu adalah barang tambang seperti emas dan perak, yang paling baik diantara mereka pada zaman jahiliyyah adalah yang paling baik pada zaman Islam jika mereka mengerti. Dan ruh- ruh itu seperti pasukan tentara yang dikerahkan, yang saling kenal akan akrab dan yang tidak dikenal akan dijauhi " (HR. Muslim)
Orientasikan (lagi) !!
Yuk bareng-bareng kita rumusin lagi sebenernya sekolah ini untuk apa, mumpung jadi anak baru dan yakinlah segala kemungkinan masih terjadi. Seorang anak baru memiliki posisi nyaman untuk memperbaiki diri dan mencari talenta lain yang punya kebaikan beda lho. Jika awalnya di jenjang sekolah sebelumnya kamu berada pada kehidupan yang itu-itu aja, mari yuk sekarang kamu rumuskan lagi tujuan hidupmu.
Pertama, tanamkan dalam diri bahwa sekolah ini merupakan amanah terbesar yang dibebankan oleh ortu ke kamu. Sehingga dengan demikian segala gerak-gerik yang kamu lakukan teringat akan tetesan keringat ortu saat bersusah payah menguras tenaga dan pikiran dalam membiayai pendidikan yang kamu jalani ini. Sehingga dengan demikian Insya Allah kamu akan susah buat main-main dalam belajar serta sekolah.Intinya jangan kecewakan ortu kamu. Jika sebelumnya pernah mengecewakan mereka, nah sekaranglah saatnya berubah! Berubah menuju ke arah kebaikan dan pembuktian bahwa kamu bisa! Yakinlah tiap ortu pati bakal bahagia jika anaknya punya prestasi tersendiri dihadapan mereka terlebih lagi bila disekolah potensi dirinya melejit bak panah yang terlepas dari busurnya menuju sasaran. Ingat lho ada sebuah hadits “Tidak ada iman bagi orang yang tidak memiliki amanat, dan tidak ada agama bagi orang yang tidak memenuhi janji yang disepakatinya.” (HR. Ahmad). Sekolah itu merupakan janji juga lho, dengan adanya kesepakatan disekolahkannya kita oleh ortu dan ortu siap membiayai, maka diantara keduanya terdapat sebuah janji. So, Yuk! Kita benahi lagi sisi ini.
Kedua, bangun kepercayaan diri. Pada hakikatnya seseorang itu tidak ada yang bodoh, namun masalahnya adalah apakah ia malas atau tidak dan mau atau tidak mau. Terkadang kepercayaan diri itu merupakan ladang emas sebuah potensi demi mencapai eksistensi. Namun kita lebih banyak nggak tahunya dan nggak peduli dalam melihat hal tersebut, sehingga yang terjadi hilanglah potensi diri tersebut. Bangun kepercayaan diri dan lagi-lagi orientasikan karena Allah serta karena ortu kamu yang sudah bersusah payah. Yakinlah jika hal tersebut diniatkan karena kedua aspek diatas niscaya apapun yang terjadi, kamu senantiasa akan berada pada posisi sederhana dan gak somse (sombong sekali). Sebab kepercayaan diri telah melebur dalam diri semata-mata atas izin Allah juga iya khan? Jadi setelah kepercayaan diri diraih dan potensi melejit, jangan pernah melupakan Allah. Sebagaimana Allah firmankan dalam QS. At Taubah:67 saat Allah menjelaskan tentang orang-orang yang munafik “Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama, mereka menyuruh membuat yang munkar dan melarang berbuat yang ma'ruf dan mereka menggenggamkan tangannya (kikir). mereka Telah lupa kepada Allah, Maka Allah melupakan mereka. Sesungguhnya orang-orang munafik itu adalah orang-orang yang fasik.”. maka bersyukurlah atas nikmat yang telah Allah berikan ke kamu di tiap kejadian. Jadilah pribadi rendah hati sebagaimana sabda Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam “Sesungguhnya Allah memberi wahyu kepadaku: “Bersikaplah rendah hati semua,” Sehingga seseorang tidak merasa bangga atas orang lain dan seseorang tidak melakukan penganiayaan atas orang lain.” (HR. Muslim)
Ketiga, cari teman-teman yang oke. Teman juga sangat menentukan lho dalam mencapai orientasi kehidupan kita selanjutnya. Eiiitttsss jangan salah jika ada hadist yang mengatakan seseorang dilihat dari dengan siapa berteman, “Seseorang tergantung agama temannya, maka hendaklah seorang diantara kalian melihat teman bergaulnya.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ahmad). Bukan berarti juga dalam bergaul kita harus menempatkan diri pada posisi yang selevel dengan kita, sehingga terkadang meremehkan mereka-mereka yang padahal membutuhkan ilmu yang kamu miliki dan berharap kamu memberikan manfaat kepada mereka. Sebab adakalanya seseorang menggunakan kelebihannya untuk semena-mena dan sewenang-wenang (itulah alasan salah satunya mengapa korupsi masih saja merojolele). Sebagian diantara mereka hanya mau bergaul dengan kalangannya. Ia melihat dirinya kaya maka ia gunakan kekayaan itu untuk bergaul dengan mereka yang selevel dan menekan orang dibawah mereka padahal asal tahu aja yaa, kekayaan yang dimiliki adalah kekayaan ortunya bukan punya dia..diihhh ogah tralala..........so mulai sekarang mumpung jadi anak baru, yuk cari temen baru yang bisa saling mengingatkan dalam kebenaran, kebaikan, dan tentunya ketakwaan. Sebagaimana ayat Al Qur’an yang sudah pasti hafal dan waktu SD sering dipakai sebelum pulang sekolah. “Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al Ashr: 1-3)
Keempat, berbagi manfaat yang dimiliki. Nah hal ini penting lho sebab Allah berfirman “Dan carilah pada apa yang Telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah Telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.” (QS. Al Qashash :77). Bayangkan Allah menyuruh kita untuk berbuat baik sebagaimana Allah berbuat baik bagi kita, dan jangan salah juga perbuatan baik nan penuh manfaat itu ternyata bisa juga lho untuk bekal akhirat kita sebagai bentuk manifestasi hidup di dunia yang fana. Jangan pernah sekali-kali berfikir terlalu jauh tentang apa manfaat yang diberikan orang lain kepada kita, namun berfikirlah sebaliknya yakni apa manfaat yang bisa saya berikan sehingga nantinya dapat menjadi sesuatu yang bermanfaat bagi aku. Dengan demikian gerakan perbuatan kita yang berisi momentum akan terlaksana tanpa pamrih, dan lagi-lagi hanya mengharapkan balasan dari Allah semata.
Udahan Dech..
Mungkin masih banyak poin-poin yang dapat saling melengkapi dari tulisan ini, setidaknya poin diatas bila dilaksanakan secara tepat dan cermat, Insya Allah punya daya ledak dahsyat. Bukan hanya sekedar kecerdasan dan prestasi yang bisa kita dapat, tapi niscaya ridho Allah pun datang dengan sendirinya. Buatlah perencanaan dalam tiap-tiap harinya jika kamu termasuk salah satu orang yang seringkali lalai. Dan buat daftar ceklis atas perencanaan yang kamu buat usai terlaksana. Jangan lupa lho untuk senantiasa bersyukur terhadap nikmat Allah dan bersabar atas setiap ujian nantinya. Selamat merubah dan membuat hidupmu jadi bermakna. Jangan minder hai kamu para pelajar idaman banyak orang!!
Oleh Rizky Aji sobatmuda.com