Bismillah Assalamu Alaikum
Bahasa Arab adalah bahasa Al-Qur’anul Karim, bahasa Kitabullah. Allah SWT berfirman :
"وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْآنَ لِلذِّكْرِ فَهَلْ مِن مُّدَّكِرٍ"
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?". (Q.S. Al-Qamar/54 : 17, 22, 32, 40).
Allah SWT telah memudahkan Al-Qur’an untuk dibaca, dipelajari, dihafal, diajarkan, dipahami, dan diamalkan. Dia telah memudahkan semua sarana dan jalan untuk mempelajari Al-Qur’an, sedangkan Al-Qur’an itu berbahasa Arab. Dengan demikian, mempelajari bahasa Arab bukanlah sesuatu hal sulit seperti anggapan banyak orang.
Mungkin, banyak orang enggan belajar bahasa termulia ini dan berusaha membela dirinya dengan 1001 alasan. Mari jauhi ucapan yang sering terdengar di telinga kita: “Sesungguhnya bahasa Arab itu susah”.
Kita, umat Islam, hidup pada era globalisasi dan era Al-Ghazwil Fikri wa Al-Ghazwits Tsaqafi (perang pemikiran dan kebudayaan). Musuh kita adalah musuh agama, musuh Islam, musuh bahasa Arab. Mereka tidak akan berhasil memerangi kita dengan kekuatan militer. Namun, mereka ingin menjauhkan kita umat Islam dari bahasa Arab, bahasa Al-Qur’anul Karim.
Jika seorang Muslim meninggalkan bahasa Arab, maka ia tidak dapat memahami Al-Qur’an dengan benar. Jika seorang Muslim menjauhi bahasa Arab, maka misi musuh-musuh Islam telah berhasil.
Sekali lagi, jangan pernah mendengarkan ucapan orang-orang yang dengki dengan kemajuan Islam yang begitu pesat, bahwa bahasa Arab itu “susah, ketinggalan zaman, bahasa orang padang pasir, dan sebagainya”, juga bahwa kaidah Nahwu dan Sharaf sangat susah dipelajari, baca tulisan Arab aja susah, apalagi menulis, dan mengucapkannya”.
Orang Arab Belajar Sama Non-Arab
Mari kita ingat-ingat kembali, siapakah ulama paling terkenal dalam Ilmu Nahwu dan Sharaf? Jawabnya: Sibawaeh. Nama ini sangat akrab di kalangan santri di pesantren-pesantren dan mahasiswa di kampus-kampus Islam khususnya di Timur tengah.
Siapakah Sibawaeh? Dari mana asalnya? Apakah ia orang Arab?
Sibawaeh bukan orang Arab, melainkan orang Persia asli, non-Arab. Lidah dan dialek bahasa orang Persia tidak akrab dengan bahasa Arab dan sangat jauh dari sentuhan bahasa Al-Qur’an. Berbeda dengan bahasa Indonesia yang begitu akrab dengan nuasa kearaban. Bahkan, banyak kata atau istilah bahasa Indonesia berasal dari bahasa Arab yang sangat sulit diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
Sibawaeh telah meletakkan kaidah-kaidah Ilmu Nahwu, banyak mengajar para ulama dan orang Arab.
Siapa di antara kita yang tidak pernah mendengar nama Imam Bukhari? Ia telah menyusun kitab hadits paling shahih. Apakah dia orang Arab? Bukan. Bukhari orang Bukhara, Samarkand, Asia Tengah.
Imam Tirmidzi, ahli hadits penyusun kitab Sunan Tirmidzi, juga bukan orang Arab. Namun banyak orang Arab belajar kepadanya.
Mari kita ingat kembali, siapakah ulama asal Banten Jawa Barat yang popularitasnya sangat mendunia itu? Benar, dialah Syeikh Nawawi Al-Bantani. Ia banyak menulis syarah kitab yang semuanya ditulis dalam bahasa Arab. Kerena banyak menghasilkan karya, maka ia digelar sebagai Imam Nawawi Tsani (Imam Nawawi Kedua).
Masih segudang orang non-Arab seperti mereka. Ringkasnya, banyak orang non-Arab yang mampu berbahasa Arab dengan baik, bahkan mengungguli orang orang Arab itu sendiri.
Jadi, setelah kita mengetahui banyak orang atau ulama tersohor bukan orang Arab namun fasih berbahasa Arab, jangan ada lagi kata-kata bahasa Arab itu susah dan sebagainya.
Bahasa Arab Itu Mudah
Bahasa Arab itu mudah dipelajari dan perlu, bahkan wajib dipelajari. Ketika kita ingin memahami Al-Qur’an secara baik, maka perangkat utamanya adalah bahasa Arab.
Sebagai hamba Allah SWT, tentunya kita yakin sekali akan janji-Nya yang akan memelihari dan menjaga Al-Qur’an hingga kiamat.
"إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا لَهُ لَحَافِظُوْنَ".
“Sesungguhnya kami yang menurunkan Al-Dzikr (Al-Qur’an) dan Kami pula yang akan memeliharanya” (Q.S. Al-Hijr/15 : 9).
Allah SWT akan memelihara Al-Qur’an dapat dimaknai juga sebagai jaminan dari-Nya akan kemudahan bahasa Arab sebagai penunjang untuk memahami Al-Qur’an.
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?". (Q.S. Al-Qamar/54 : 17,22,32,40)
Jadi, kalau kita ingin paham literatur Islam yang asli, paham ajaran Islam dengan baik, maka modal dasarnya bahasa Arab yang wajib kita pelajari ini. Tidak mustahil, kalau kita belajar dengan sungguh-sungguh, maka sebagai Muslim non-Arab, kita dapat mengungguli kefasihan berbahasa Arab orang Arab sekalipun, sang pemilik lidah asli Arab. Wallahul Musta'an.*