بسم
الله الرحمن الرحيم
Berita Nabi Isa pun tersebar ke
pelosok negeri, dan banyak kaum fakir dan miskin yang beriman kepadanya
sehingga para dukun dan kaum kaya dari kalangan Yahudi dengki kepada Beliau dan
mereka ingin Beliau disingkirkan, maka mulailah mereka mengatur tipu muslihat.
Mereka pun pergi mendatangi raja ketika itu dan memberitahukan, bahwa Isa
adalah seorang pemberontak yang mengajak manusia memberontak dan ia sedang
merencanakan perlawanan dengan pemerintahannya. Mereka yang dengki ini terus
saja memfitnah Nabi Isa di hadapan raja, mereka beritahukan kepada raja itu
bahwa Isa menyesatkan orang-orang, menghalangi orang-orang taat kepada raja,
memisahkan antara bapak dan anaknya, dan mereka juga membuat kedustaan-kedustaan
lainnya terhadap Isa, seperti mengatakan bahwa ia (Nabi ‘Isa) adalah anak zina
sehingga membuat amarah raja semakin memuncak. Hingga akhirnya raja mengeluarkan keputusan
untuk membunuh Nabi Isa 'alaihis salam dan menyalibnya.
Di tengah susana itu, Allah
Subhaanahu wa Ta'ala berfirman kepada Nabi Isa, "Wahai Isa!
Sesungguhnya aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu
kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan
orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari
kiamat. kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu
tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya." (Terj. QS. Ali
Imran: 55)
Nabi Isa 'alaihis salam juga
berpamitan kepada para hawariy dan memberikan kabar gembira kepada mereka
dengan kedatangan rasul setelahnya yang akan menyempurnakan apa yang telah
dimulainya, dan dengan kedatangan Rasul tersebut, maka nikmat Allah menjadi
sempurna kepada makhluk-Nya. Nabi Isa 'alaihis salam berkata kepada mereka,
"Wahai Bani Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu,
membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan
(datangnya) seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad
(Muhammad)." (Terj. QS. Ash Shaff: 6)
Maka raja pun mengirimkan tentaranya
untuk menangkapnya, menyalibnya dan menghukumnya. Ketika tentara raja yang siap
menangkapnya sampai ke tempat Nabi ‘Isa seraya mengepungnya, maka Allah Ta’ala
menyelamatkan Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam, Allah Ta’ala mengangkat Beliau dalam
keadaan tertidur lewat lubang angin di rumahnya ke langit, dan Allah Ta’ala
menjadikan rupa orang yang di dekat Nabi Isa di dalam rumahnya itu mirip dengan
Nabi Isa ‘alaihis salaam. Ketika tentara raja masuk di malam hari, mereka
anggap bahwa orang itu Nabi ‘Isa, mereka pun menangkapnya, menghinakannya dan
menyalibnya serta menaruh di kepalanya duri. Demikianlah tindakan Allah Ta’ala
terhadap tipu daya mereka, Allah Ta’ala menyelamatkan Nabi-Nya dan mengangkatnya
di tengah-tengah mereka, serta membiarkan mereka bergelimang dalam kesesatan,
mereka mengira telah berhasil menyalib
Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam dan membunuhnya, padahal tidak. Allah Ta'ala
berfirman, "Dan karena Ucapan mereka, "Sesungguhnya Kami telah membunuh
Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah[1],"
padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang
mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya
orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam
keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan
tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka
tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.-- Tetapi (yang sebenarnya),
Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya[2].
dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (Terj. QS. Al Ma'idah:
157-158)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari
Ibnu Abbas, ia berkata, "Ketika Allah hendak mengangkat Nabi Isa 'alaihis
salam ke langit, maka Beliau keluar menemui para sahabatnya. Ketika itu, di
rumah ada 12 orang yang di antara mereka termasuk hawariy. Maka Beliau keluar
menemui mereka dari sebuah mata air yang ada di rumah, sedangkan rambutnya
meneteskan air, lalu Beliau berkata, "Sesungguhnya di antara kamu ada yang
kafir kepadaku 12 kali setelah beriman kepadaku." Selanjutnya Nabi ‘Isa
‘alaihis salaam berkata, “Siapa di antara kamu yang mau disamakan dengan
rupaku, sehingga nanti ia dibunuh menggantikanku dan akan bersama denganku
dalam derajatku?" Maka bangkitlah salah seorang di antara mereka yang
paling muda usianya, lalu Nabi Isa berkata, "Duduklah!" Kemudian Nabi
Isa mengulangi lagi, tetapi pemuda itulah yang berdiri, maka Nabi Isa berkata,
"Duduklah!" Kemudian Nabi Isa mengulangi lagi, maka bangkitlah pemuda
itu dan berkata, "Saya." Beliau pun berkata, "Engkaulah
orangnya." Maka Allah serupakan orang itu dengan rupa Nabi Isa dan
mengangkat Nabi Isa dari lubang angin di rumahnya ke langit. Lalu datanglah
pencarian dari orang-orang Yahudi, kemudian mereka menangkap orang yang mirip
itu dan membunuhnya serta menyalibnya, lalu sebagian mereka kafir kepada Nabi
Isa sebanyak 12 kali setelah beriman. Mereka
pun terpecah belah menjadi tiga kelompok. Satu kelompok berkata,
"Allah berada di tengah-tengah kita selama yang ia kehendaki, kemudian
naik ke langit," mereka ini adalah kelompok Ya'qubbiyyah. Sekelompok lagi
berkata, "Di tengah-tengah kami ada putera Allah sampai yang dia
kehendaki, kemudian naik ke langit," mereka ini adalah kelompok Nasthuriyyah,
dan ada lagi kelompok yang berkata, "Di tengah-tengah kami ada hamba Allah
dan rasul-Nya selama yang dia kehendaki, kemudian Allah mengangkatnya
kepada-Nya," mereka inilah kaum muslim."
Kemudian dua kelompok yang kafir itu
(Ya'qubiyyah dan Nasthuriyyah) saling bantu-membantu untuk menghancurkan
kelompok yang muslim, sehingga agama Islam sejak itu sirna sampai Allah
membangkitkan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Allah 'Azza wa Jalla menurunkan
kitab Injil kepada Nabi Isa 'alaihis salam dan kita diperintahkan beriman
kepadanya. Allah Ta'ala berfirman, "Katakanlah (wahai orang-orang
mukmin), "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami,
dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak
cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan
kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara
mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". (Terj. QS. Al Baqarah:
136)
Akan tetapi Ahli Kitab telah
merobahnya dengan memberikan tambahan atau menguranginya, atau menghapusnya,
serta mengganti banyak ayat dan hukum-hukumnya.
Allah Ta’ala mengajarkan kepada Nabi
‘Isa ‘alaihis salam kitab (menulis), hikmah, Taurat dan Injil, Nabi ‘Isa
‘alaihis salaam hapal semua itu.
Allah Ta’ala menjadikan Nabi ‘Isa
‘alaihis salaam dapat berbicara di masa buaian sebagai mukjizat dari-Nya, ia
mengajak orang-orang di masa kecilnya agar hanya beribadah kepada Allah Ta’ala
saja dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu, juga di masa dewasa. Nabi ‘Isa
‘alaihis salaam berkata, "Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan
Tuhanmu, maka sembahIah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus."
(Terj. QS. Maryam : 36)
Nabi Isa 'alaihis salam adalah Nabi
terakhir Bani Israil, dan tidak ada setelah Beliau Nabi lagi selain penutup
para nabi dan rasul, yaitu Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Imam Bukhari meriwayatkan dari
Salman, ia berkata, "Masa fatrah (kekosongan rasul) antara Nabi Isa dan
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah 600 tahun."
Namun menurut Qatadah adalah 560
tahun. Ada pula yang mengatakan, 540 tahun. Menurut Adh Dhahhak, 430 tahun
lebih, namun yang masyhur adalah 600 tahun. Di antara Ahli sejarah ada pula
yang berpendapat, bahwa masa kekosongan rasul itu adalah 620 tahun dengan tahun
Qamariyyah sehingga sama saja 600 tahun Syamsiyyah, wallahu a'lam. (Lihat Shahih
Qashashil Anbiya' hal. 498)
Dalam hadits shahih diterangkan, bahwa
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam ketika dinaikkan (mi’raaj) ke langit
bertemu Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam di langit kedua.
Setelah Nabi Isa 'alaihis salam
diangkat ke langit, maka kaum nasrani tersesat, bahkan mereka sampai
mengatakan, bahwa Isa adalah putera Allah, Mahasuci Allah dari perkataan ini.
Allah Subhaanahu wa Ta'ala membantah mereka dengan firman-Nya,
"Tidak layak bagi Allah
mempunyai anak, Mahasuci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia
hanya berkata kepadanya, "Jadilah," maka jadilah ia."
(Terj. QS. Maryam: 35)
“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa
di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari
tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang
manusia), maka jadilah dia.” (terjemah Ali Imran: 59)
Dan pada hari Kiamat nanti, Allah
Ta'ala akan bertanya kepada Nabi Isa 'alaihis salam -dan Dia lebih mengetahui-
tentang kesesatan kaumnya dan perbuatan mereka yaitu menuhankan Beliau, Dia
berfirman, "Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, "Wahai Isa
putera Maryam! Apakah kamu mengatakan kepada manusia, "Jadikanlah aku dan
ibuku dua orang Tuhan selain Allah?" Isa menjawab, "Mahasuci Engkau,
tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku
pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan
aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui
perkara yang gaib-gaib."--Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka
kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya Yaitu,
"Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi
terhadap mereka selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau
wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau Maha menyaksikan
segala sesuatu.--Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah
hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya
Engkaulah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Terj. QS. Al Ma'idah:
116-118)
Di akhir zaman nanti sebelum tiba
hari kiamat, Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam akan turun lagi ke bumi membawa syari’at
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau mematahkan salib yang
menjadi syiar orang-orang Nasrani, membunuh babi, meniadakan jizyah (pajak) dan
membunuh Dajjal yang matanya buta sebelah. Beliau turun di Menara Putih
Damaskus, ketika itu shalat Subuh sudah diiqamatkan, kemudian imam kaum muslim
berkata, "Majulah wahai ruh (ciptaan) Allah! Shalatlah (menngimami
kami)." Maka Nabi Isa berkata, "Tidak. Sebagian kamu menjadi imam
bagi sebagian yang lain sebagai pemuliaan Allah terhadap umat ini." Dalam
sebuah riwayat disebutkan, bahwa Isa berkata kepada imam kaum muslim,
"Sesungguhnya shalat itu ditegakkan untukmu." Lalu ia shalat di
belakangnya, kemudian Nabi Isa menaiki kendaraannya dengan diikuti kaum muslim
untuk mencari Al Masih Ad Dajjal, sehingga Beliau berhasil menemuinya di pintu
Lud, lalu Beliau membunuhnya.
Di dalam hadits, Rasulullah
shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:
« وَالَّذِى نَفْسِى
بِيَدِهِ لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَماً مُقْسِطاً
فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ ،
وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ » .
“Demi Allah yang diriku di Tangan-Nya, pasti akan turun kepada
kalian putera Maryam (Isa) sebagai hakim yang adil, ia akan mematahkan salib,
membunuh babi, meniadakan pajak dan harta akan melimpah ruah sehingga tidak ada
seorang pun yang mau menerima.” (HR. Bukhari)
Kata-kata “sebagai hakim yang adil”
maksudnya bahwa ia akan turun sebagai hakim yang memutuskan dengan syari’at
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Kata-kata “akan mematahkan salib”
maksudnya ia benar-benar mematahkan salib dan membatalkan anggapan Nasrani
bahwa dirinya memuliakan salib.
Sedangkan kata-kata “meniadakan
pajak” maksudnya bahwa ketika itu orang-orang masuk ke dalam Islam, sehingga
tidak ada lagi ahludz dzimmah yang membayar pajak, karena mereka semua masuk
Islam. Ada juga yang mengatakan bahwa ketika Nabi Isa ‘alaihis salam turun
harta melimpah ruah sehingga tidak ada lagi orang yang mungkin diberi harta
jizyah, sehingga jizyah (pajak) ditinggalkan. Ada juga yang berpendapat bahwa
hadits di atas menunjukkan bahwa syari’at jizyah berlaku sampai turunnya Nabi
‘Isa (lihat Fat-hul Bari).
Ibnu Ishaq berkata, "Nabi ‘Isa
‘alaihis salam berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar ajalnya ditangguhkan,
agar dia dapat menyampaikan dakwah, menyempurnakan dakwahnya dan memperbanyak
orang masuk ke dalam agama Allah.”
Oleh karena itu, setelah Nabi Isa
‘alaihis salam turun ke dunia dan mengajak manusia kepada Islam, banyak
orang-orang yang masuk Islam, bahkan sebelum wafatnya Nabi Isa ‘alaihis salam
nanti, semua Ahli Kitab akan beriman kepadanya dengan memeluk Islam (lihat QS.
Al Maa’idah: 159)
Nabi ‘Isa
tinggal di bumi setelah turunnya selama tujuh tahun, lalu wafat. Jika ditambah
dengan umur ketika Beliau belum diangkat ke langit adalah tiga puluh tiga
tahun. Sehingga umur Beliau adalah 40 tahun di bumi, hal ini sebagaimana dijelaskan
Ibnu Katsir dalam Al Bidayahnya.
Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad wa
‘alaa aalhihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Al Qur'anul Karim (Terjemah Depag),
Mausu'ah Al Usrah Al Muslimah, Fathul Bari (Al Hafizh Ibnu Hajar), Shahih
Qashashil Anbiya' (Salim Al Hilaliy), dll.