Saturday, October 20, 2018

Sosok suami shalih

Bismillah Assalamu Alaikum

" Sosok Suami Shalih "
Setiap wanita tentunya berharap dapat bersanding dengan pria yang paham agama, sabar, romantis, perhatian pada istri dan berbagai kriteria ideal lainnya. Lelaki yang memiliki banyak kelebihan, keunggulan harta dan sifat mulia, menarik wajahnya sekaligus ikhwan yang ittibaus sunnah.
Sebuah obsesi yang sah-sah saja dan manusiawi. Namun, sebagai manusia biasa kita juga perlu bersikap realistis bahwa tak ada pria sempurna tanpa cacat dan cela. Di sinilah kebesaran jiwa dan sikap positif perlu ditanamkan dalam dada bahwa pria itu juga manusia biasa yang mempunyai sisi kelemahan di samping kelebihan.

Tatkala Allah Ta’ala menakdirkan untuk mempersandingkan Anda dengan pria yang kurang romantis, kaku, tidak “care”, dan berbagai kekurangan menurut sudut pandang Anda, yakinlah Anda tetap bisa meraih kebahagiaan. Jangan terlalu mendramatisir perasaan negatif, namun berupaya mencari celah kebaikannya.

Di sisi lain, para wanita pun sejatinya memiliki hal yang sama sebagaimana kaum pria. Di sinilah dalam institusi sakral rumah tangga, masing-masing individu saling melengkapi dan menutupi atau memaklumi sisi-sisi negatif. Dengan menjadikan standar akhlak dan agama sebagai barometer utama agar rumah tangga barakah.
Dan sosok suami shalih yang sejati adalah figur yang memberikan pendidikan dan pengajaran agama Islam. Sebagai pemimpin rumah tangga yang menjaga keluarganya dari api neraka, mengajak pada ketaatan untuk mentauhidkan Allah Ta’ala.
Allah Ta’ala berfirman :
ﻳَﺎﺃَﻳَّﻬَﺎ ﺍﻟَّﺬِﻳْﻦَ ﺃَﻣَﻨُﻮْﺍ ﻗُﻮْﺍ ﺃَﻧْﻔُﺴَﻜُﻢْ ﻭَﺃَﻫْﻠِﻴْﻜُﻢْ ﻧَﺎﺭًﺍ
“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka …. ”
(QS. At-Tahrim : 6)
Adapun tafsir ayat di atas sebagai berikut :
‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu‘anhu
berkata: “Ajarkanlah agama kepada keluarga kalian dan ajarkan pula adab-adab Islam.”
Qatadah rahimahullah berkata: ”Suruh keluarga kalian untuk taat kepada Allah, cegah mereka dari berbuat maksiat. Hendaklah mereka melaksanakan perintah Allah dan bantulah mereka. Apabila kalian melihat mereka berbuat maksiat maka cegah dan laranglah mereka.”
Ibnu Jafir ath-Thabari rahimahullah berkata: “Ajarkanlah keluarga kalian untuk taat kepada Allah yang (hal ini) dapat menyelamatkan diri mereka dari api neraka.”
Imam asy-Syaukani mengutip perkataan Ibnu Jarir: “Wajib atas kalian untuk mengajarkan anak-anak kita agama Islam, serta mengajarkan kebaikan dan adab-adab Islam.”
(Tafsir ath-Thabari (XII/156-157) cet. Darul Kutub Ilmiyah. Tafsir Ibnu Katsir (IV/412-413), Tafsir Fathul Qodir (V/253))

Demikianlah figur suami shalih yang harus membawa anak istrinya pada ketakwaan kepada Allah Ta’ala . Suami yang mendidik akidah keluarganya, mengajarkan adab dan akhlak islami. Pria istimewa yang menanamkan kecintaan untuk selalu beribadah hanya kepada Allah Ta’ala , pria yang gemar mengingatkan keluarga beramal shalih. Sosok mulia yang mampu menjadi panutan dalam kebaikan dan keshalihan.

Demikianlah betapa lelaki shalih akan mampu menjadikan rumah tangganya barakah. Dan lelaki shalih yang bersanding dengan wanita shalihah, insyaa Allah bahtera pernikahan akan mendapat naungan dan rahmat Allah Ta’ala.

Sungguh membahagiakan hati ketika cinta dan kasih sayang yang dibangun di atas pondasi iman kepada Allah Ta’ala dan meneladani sunnah-sunnah Rasul-Nya terwujud dalam biduk rumah tangga Anda.

Sejoli yang menikah dengan tujuan menjaga kesucian diri akan diberi pertolongan Allah
Ta’ala dan Allah Ta’ala akan menegakkan dan mengokohkan mahligai pernikahan yang dibangun karena cinta kepada-Nya. Menikah dengan pria shalih adalah anugerah dan nikmat-Nya yang harus disyukuri. Sosok suami idaman adalah pemberian Allah Ta’ala untuk wanita-wanita perindu surga.
Sebuah wasiat indah bagi para pasutri:
”Apabila seorang hamba menikah terpenuhilah separuh agamanya, maka hendaklah ia bertakwa kepada Allah pada separuhnya lagi.” (HR. Ath-Thabrani dalam al-Ausath dan al-Hakim dalam al-Mustadrak. Dishahihkan al-Albani dalam as-Silsilah ash-Shahihah no. 623).
Wallahu a’lam.
Penulis: Isruwanti Ummu Nashifa
Referensi:
1. Keluarga Sakinah , Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Pustaka at-Taqwa, Bogor, 2007.
2. Stop KDRT, Abu Hamzah ‘Abdul Lathif Al-Ghamidi, Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Jakarta, 2010.