Monday, October 23, 2017

*Amal yang Melelahkan*

 *Amal yang Melelahkan*
Bismillah Assalamu Alaikum

Kita sering membaca Al Qur'an ayat ke 3 surah Al-Ghosyiyah:
'Aamilatun nashibah
("Amal-amal yang hanya melelahkan")

Ternyata salah satu penyebab orang dimasukkan ke neraka adalah amalan yang banyak dan beragam, tapi penuh cacat; baik motif dan niatnya, maupun kaifiyat (tata cara) yang tidak sesuai dengan sunnah Rasulullah.
Sahabat Umar bin Khathab selalu menangis ketika mendengar ayat ini dibacakan.
Suatu hari Atha' As-Salami, seorang Tabi`in (generasi setelah Shahabat Nabi) yang mulia, bermaksud menjual kain yang telah ditenunnya kepada penjual kain di pasar.
Setelah diamati dan diteliti secara seksama oleh sang penjual kain, sang penjual kain mengatakan,
"Wahai Atha', sesungguhnya kain yang kau tenun ini cukup bagus, tetapi sayang ada cacatnya sehingga saya tidak bersedia membelinya."
Begitu mendengar bahwa kain yang telah ditenunnya ada cacat, Atha' termenung lalu menangis.
Melihat Atha' menangis, sang penjual kain berkata: "Atha' sahabatku, aku mengatakan dengan sebenarnya bahwa memang kainmu ada cacatnya sehingga aku tidak bersedia membelinya.
Kalaulah karena sebab itu engkau menangis, maka baiklah aku tetap membeli kainmu dan membayarnya dengan harga yang sesuai dengan kondisi barangnya."
Mendengar pernyataan sahabatnya itu, Atha' langsung menjawab :
"Wahai sahabatku, engkau menyangka aku menangis disebabkan karena kainku ada cacatnya?
Ketahuilah, sesungguhnya yang menyebabkan aku menangis bukan karena kain itu.
Aku menangis disebabkan karena aku menyangka bahwa kain yang telah kubuat selama berbulan-bulan ini tidak ada cacatnya, tetapi di mata engkau sebagai ahlinya, ternyata kain itu ada cacatnya.
Begitulah aku menangis kepada Allah, dikarenakan aku menyangka bahwa ibadah yang telah aku lakukan selama bertahun-tahun ini tidak ada cacatnya, bisa jadi mungkin di mata Allah ibadahku penuh cacat dan cela.
Itulah yang menyebabkan aku menangis..."
Subhanallah...!
***
Saudaraku...
Mudah2an kita menyadari sedini mungkin tentang amal yang kita lakukan apakah sudah sesuai dengan tuntunan Rasulullah ataukah tidak.
Hanya dengan ilmu-lah kita akan mengetahui dimana letak kekurangan amal kita.
Maka, bukan hanya beramal dengan sebanyak-banyaknya,
tapi juga beramal dengan sebenar-benarnya dan berkualitas.
Karena Syarat diterimanya amal ibadah adalah_
Ketika amal itu ikhlas karena Allah dan
Sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam
Wallahu a'lam bish-shawwab...