Mendidik dan mengasuk anak-anak merupakan kewajiban orang tua. Berbeda dengan anak lelaki, mendidik anak-anak perempuan merupakan suatu keutamaan.
An-Nawawi rahimahullah mengatakan, “Di dalam hadits-hadits ini terdapat keutamaan berbuat baik kepada anak-anak perempuan, memberikan nafkah kepada mereka, bersabar dalam mengasuhnya, dan mengurus seluruh urusannya.”
Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, dia berkata, “Aku pernah mendengar Rasulullah shalallahu ‘alahi wasallam bersabda,
Artinya: “Barangsiapa memiliki tiga orang anak perempuan, lalu dia bersabar dalam menghadapinya serta memberikan pakaian kepadanya dari hasil usahanya, maka anak-anak itu akan menjadi dinding pemisah baginya dari siksa Neraka.” [HR. Al-Bukhari dalam kitab al-Adaabul Mufrad dan hadits ini shahih]
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, dia berkata bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Artinya: “Barangsiapa mengasuk dua anak perempua sehingga berumur baligh, maka dia akan datang pada hari Kiamat kelak, sedang aku dan dirinya seperti ini.” Dan beliau menghimpun kedua jarinya. [HR. Muslim]
Seorang ibu lebih besar pengaruhnya terhadap anak-anak perempuannya dibanding dengan pengaruh seorang ayah. Peniruan seorang anak perempuan terhadap ibunya lebih besar dibanding kepada ayahnya. Pengaruh seorang ibu ini sangat penting kedudukannya karena pengaruhnya sangat besar bagi perkembangan si anak. Hal ini karena seorang anak perempuan pada suatu saat akan menjadi seorang ibu pula dan menempuh jalan yang sama dengan ibunya. Seorang ibu haruslah dapat menjadi contoh nyata bagi anak-anak perempuannya. Seorang ibu harus mampu menjadi teladan yang baik bagi anak-anak perempuannya.
Seorang ibu yang (tanpa sadar maupun dengan sadar) melakukan tindakan tertentu di rumahnya akan dapat berpengaruh pada perkembangan jiwa si anak. Tindakan ceroboh seorang ibu dapat membuat si anak tidak ingin menikah untuk selamanya dan tak ingin berpikir untuk membina sebuah keluarga pada suatu saat nantinya.
Secara lahiriah, seorang gadis kecil lebih banyak memikirkan masalah membina keluarga, melahirkan, dan kehidupan masa depan daripada memikirkan hal lainnya. Si gadis kecil sesuai dengan pertumbuhannya secara setahap demi setahap akan mempersiapkan dirinya untuk menerima tanggung jawab keibuannya. Secara alamiah, perilaku ibunya akan berpengaruh kepada terhadap kehidupannya. Anak perempuan akan belajar dari ibunya bagaimana cara mengurus rumah lewat perbuatan dan tindakan si ibu sehari-hari. Di sinilah peranan ibu sebagai panutan bagi si anak. Ajaklah anak turut serta dalam menjalankan kewajiban-kewajiban seorang ibu dalam pengurusan rumah.
Peranan ibu dalam mengajarkan kewajiban-kewajiban rumah tangga ini harus dilaksanakan dengan cara yang baik. Sesuatu yang dilakukan dengan baik dan penuh kesabaran maka hasilnya juga tentunya akan baik pula. Kita tak dapat mengharapkan anak perempuan dapat menjadi lebih baik dari pada ibunya jika ia menjalani kehidupan keluarga dengan tipuan, ketidakpedulian, dan akhlak yang tercela. Masing-masing sifat tercela itu akan diwarisi kepada anak-anak perempuannya.
Wahai para ibu, mulailah perhatikan tindakanmu di dalam keluarga!
-shalihah.com-