Stroke, siapa yang tidak kenal dengan nama penyakit yang satu ini. Pikiran kita pasti akan langsung terbang dan tertuju pada sebuah penyakit yang menyebabkan kelumpuhan badan. Penyakit yang merupakan salah satu penyebab kematian terbesar ke-3 di dunia (setelah infeksi dan penyakit jantung). Penyakit yang patut untuk diwaspadai oleh kita semua.
Berbagai hal mengenai stroke baik yang meliputi apa itu stroke, tanda dan gejala yang muncul, mekanisme dan bagaimana pencegahannya serta yang tidak kalah penting adalah mengetahui siapa saja yang berisiko terkena stroke, Insya Allah akan dipaparkan dalam bahasan sederhana berikut ini.
Sebelum melangkah lebih jauh, ada baiknya kita memahami definisi dari stroke itu sendiri. Menurut World Health Organization (WHO,1995) stroke didefinisikan sebagai gangguan fungsional otak yang terjadi secara mendadak dengan tanda dan gejala klinis baik fokal maupun global yang berlangsung lebih dari 24 jam, atau yang menimbulkan kematian, yang semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak.
Jadi dari definisi di atas ada 4 hal penting yang harus digaris bawahi mengenai stroke yakni,
- adanya gangguan fungsi dari otak
- terjadi secara mendadak
- ada gejala klinis (tanda-tanda), berlangsung lebih dari 24 jam
- penyebab adalah adanya gangguan peredaran darah otak.
Lalu siapa sajakah yang berisiko terkena stroke??dan mengapa??
Pada prinsipnya, faktor-faktor risiko dari kejadian stroke dibedakan menjadi 2 kategori besar yakni,
1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
- Usia
Dari berbagai penelitian, diketahui bahwa semakin tua usia, semakin besar pula risiko terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan adanya proses degenerasi (penuan) yang terjadi secara alamiah dan pada umumnya pada orang lanjut usia, pembuluh darahnya lebih kaku oleh sebab adanya plak (atherosklerosis).
- Jenis kelamin
Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan perempuan. Hal ini mungkin terkait bahwa laki-laki cenderung merekok. Dan rokok itu sendiri ternyata dapat merusak lapisan dari pembuluh darah tubuh. Maka waspadalah!
- Herediter
Hal ini terkait dengan riwayat stroke pada keluarga. Orang dengan riwayat stroke pada kelurga, memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan orang tanpa riwayat stroke pada keluarganya.
- Ras/etnik
Dari berbagai penelitian diyemukan bahwa ras kulit putih memiliki peluang lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan ras kulit hitam.
2. Faktor yang dapat dimodifikasi
- Hipertensi (darah tinggi)
Orang-orang yang tekanan darahnya tinggi memiliki peluang besar untuk mengalami stroke. Bahkan hipertensi merupakan penyebab terbesar (etiologi) dari kejadian stroke itu sendiri. Hal ini disebabkan karena pada kasus hipertensi, dapat terjadi gangguan aliran darah tubuh dimana diameter pembuluh darah pada nantinya akan mengecil (vasokontriksi) sehingga darah yang mengalir ke otak pun akan berkurang. Dengan pengurangan aliran darah otak (ADO) maka otak akan akan kekurangan suplai oksigen dan juga glukosa (hipoksia), karena suplai berkurang secara terus menerus, maka jaringan otak lama-lama akan mengalami kematian.
- Penyakit jantung
Adanya penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner, infak miokard (kematian otot jantung) juga merupakan faktor terbesar terjadinya stroke. Seperti kita ketahui, bahwa sentral dari aliran darah di tubuh terletak dijantung. Bilamana pusat mengaturan aliran darahnya mengalami kerusakan, maka aliran darah tubuh pun akan mengalami gangguan. Termasuk aliran darah yang menuju ke otak. Karena adanya gangguan aliran, jaringan otak pun dapat mengalami kematian secara mendadak ataupun bertahap.
- Diabetes melitus
Diabetes melitus (DM) atau disebut juga sebagai kencing manis, memiliki risiko untuk mengalami stroke. Hal ini terkait dengan pembuluh darah penderita DM yang umumnya menjadi lebih kaku (tidak lentur). Adanya peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa darah secara tiba-tiba juga dapat menyebabkan kematian jaringan otak.
- Hiperkolesterolemia
Hiper = kelebihan. Hiperkolesterolemia merupakan keadaan dimana kadar kolesterol didalam darah berlebih. Kolesterol yang berlebih terutama jenis LDL akan mengakibatkan terbentuknya plak/kerak pada pembuluh darah, yang lama-lama akan semakin banyak dan menumpuk sehingga lama-lama akan mengganggu aliran darah.
- Obesitas
Kegemukan juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Hal tersebut terkait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada orang dengan obesitas, dimana biasanya kadar LDL (lemak jahat) lebih tinggi dibandingkan dengan kadar HDLnya (lemak baik/menguntungkan).
- Merokok
Dari penelitian didapatkan, bahwa orang-orang yang merokok ternyata memiliki kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat mempermudah terjadinya penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku dengan demikian dapat menyebabtkan gangguan aliran darah.
Dan faktor-foktor lainnya.
Setelah kita mengetahui definisi dan berbagai faktor risiko terjadinya stroke di atas, marilah kita beranjak lebih jauh dan mengenal lebih dekat lagi tentang bagaimana klasifikasi,mekanisme dan tanda-gejala stroke itu sendiri.
Pada dasarnya, stroke di klasifikasikan menjadi 2 bagian besar berdasarkan etiologinya (penyebabnya) menurut National Institute of Neurologicals Disorder and Stroke (NINDS, 1990) yakni:
Jadi dari definisi di atas ada 4 hal penting yang harus digaris bawahi mengenai stroke yakni,
- adanya gangguan fungsi dari otak
- terjadi secara mendadak
- ada gejala klinis (tanda-tanda), berlangsung lebih dari 24 jam
- penyebab adalah adanya gangguan peredaran darah otak.
Lalu siapa sajakah yang berisiko terkena stroke??dan mengapa??
Pada prinsipnya, faktor-faktor risiko dari kejadian stroke dibedakan menjadi 2 kategori besar yakni,
1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
- Usia
Dari berbagai penelitian, diketahui bahwa semakin tua usia, semakin besar pula risiko terkena stroke. Hal ini berkaitan dengan adanya proses degenerasi (penuan) yang terjadi secara alamiah dan pada umumnya pada orang lanjut usia, pembuluh darahnya lebih kaku oleh sebab adanya plak (atherosklerosis).
- Jenis kelamin
Laki-laki memiliki risiko lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan perempuan. Hal ini mungkin terkait bahwa laki-laki cenderung merekok. Dan rokok itu sendiri ternyata dapat merusak lapisan dari pembuluh darah tubuh. Maka waspadalah!
- Herediter
Hal ini terkait dengan riwayat stroke pada keluarga. Orang dengan riwayat stroke pada kelurga, memiliki risiko yang lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan orang tanpa riwayat stroke pada keluarganya.
- Ras/etnik
Dari berbagai penelitian diyemukan bahwa ras kulit putih memiliki peluang lebih besar untuk terkena stroke dibandingkan dengan ras kulit hitam.
2. Faktor yang dapat dimodifikasi
- Hipertensi (darah tinggi)
Orang-orang yang tekanan darahnya tinggi memiliki peluang besar untuk mengalami stroke. Bahkan hipertensi merupakan penyebab terbesar (etiologi) dari kejadian stroke itu sendiri. Hal ini disebabkan karena pada kasus hipertensi, dapat terjadi gangguan aliran darah tubuh dimana diameter pembuluh darah pada nantinya akan mengecil (vasokontriksi) sehingga darah yang mengalir ke otak pun akan berkurang. Dengan pengurangan aliran darah otak (ADO) maka otak akan akan kekurangan suplai oksigen dan juga glukosa (hipoksia), karena suplai berkurang secara terus menerus, maka jaringan otak lama-lama akan mengalami kematian.
- Penyakit jantung
Adanya penyakit jantung seperti penyakit jantung koroner, infak miokard (kematian otot jantung) juga merupakan faktor terbesar terjadinya stroke. Seperti kita ketahui, bahwa sentral dari aliran darah di tubuh terletak dijantung. Bilamana pusat mengaturan aliran darahnya mengalami kerusakan, maka aliran darah tubuh pun akan mengalami gangguan. Termasuk aliran darah yang menuju ke otak. Karena adanya gangguan aliran, jaringan otak pun dapat mengalami kematian secara mendadak ataupun bertahap.
- Diabetes melitus
Diabetes melitus (DM) atau disebut juga sebagai kencing manis, memiliki risiko untuk mengalami stroke. Hal ini terkait dengan pembuluh darah penderita DM yang umumnya menjadi lebih kaku (tidak lentur). Adanya peningkatan ataupun penurunan kadar glukosa darah secara tiba-tiba juga dapat menyebabkan kematian jaringan otak.
- Hiperkolesterolemia
Hiper = kelebihan. Hiperkolesterolemia merupakan keadaan dimana kadar kolesterol didalam darah berlebih. Kolesterol yang berlebih terutama jenis LDL akan mengakibatkan terbentuknya plak/kerak pada pembuluh darah, yang lama-lama akan semakin banyak dan menumpuk sehingga lama-lama akan mengganggu aliran darah.
- Obesitas
Kegemukan juga merupakan salah satu faktor risiko terjadinya stroke. Hal tersebut terkait dengan tingginya kadar lemak dan kolesterol dalam darah pada orang dengan obesitas, dimana biasanya kadar LDL (lemak jahat) lebih tinggi dibandingkan dengan kadar HDLnya (lemak baik/menguntungkan).
- Merokok
Dari penelitian didapatkan, bahwa orang-orang yang merokok ternyata memiliki kadar fibrinogen darah yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Peningkatan kadar fibrinogen ini dapat mempermudah terjadinya penebalan pembuluh darah sehingga pembuluh darah menjadi sempit dan kaku dengan demikian dapat menyebabtkan gangguan aliran darah.
Dan faktor-foktor lainnya.
Setelah kita mengetahui definisi dan berbagai faktor risiko terjadinya stroke di atas, marilah kita beranjak lebih jauh dan mengenal lebih dekat lagi tentang bagaimana klasifikasi,mekanisme dan tanda-gejala stroke itu sendiri.
Pada dasarnya, stroke di klasifikasikan menjadi 2 bagian besar berdasarkan etiologinya (penyebabnya) menurut National Institute of Neurologicals Disorder and Stroke (NINDS, 1990) yakni:
v Stroke Non Hemorragic (bukan perdarahan)
v Stroke Hemorragic (perdarahan)
v Stroke Non Hemorragic (bukan perdarahan)
Stroke non hemorragic disebabkan oleh :
- athreosklerosis – trombus
- embolisasi
Atherosklerosis disebabkan oleh adanya plak pada pembuluh darah. Plak (seperti gambaran kerak) pada pembuluh darah terjadi manakala adanya “luka” pada pembuluh darah. Luka tersebut bisa dikarenakan oleh hipertensi (darah tinggi). Pada hipertensi, pembuluh darah akan menyempit, sementara itu aliran darah dan tekanannya tetap normal atau bahkan semakin cepat/tinggi.
Kita bayangkan, sebuah selang plastik yang sempit dialiri oleh air dengan tekananya tinggi. Lama-kelamaan, selang tersebut pastinya akan menjadi tipis dan lama-lama akan menjadi robek.
Begitupun dengan pembuluh darah. Bila terjadi luka, pada faktor pembekuan darah seperti trombosit dan fibrinogen darah akan segera menutup luka tersebut. Penutupan luka yang masih ringan bisa disebut sebagai plak. Kejadian yang terus menerus seperti pada hipertensi kronis (berlangsung lama) akan semakin memperparah luka pada pembuluh darah. Semakin banyak luka, semakin banyak pula “tambalan” pada pembuluh darah. “Tambalan” (yang merupakan kelanjutan dari plak) yang semakin besar inilah yang disebut dengan trombus (gumpalan).
Selain karena luka, plak juga dapat disebabkan oleh adanya penumpukan kolesterol dan lemak darah terutama LDL (yang merupakan lemak jahat).
Konsumsi makanan yang mengandung banyak lemak dan kolesterol seperti jungfood akan meningkatkan terjadinya plak pembuluh darah.
Akibat adanya proses aterosklerosis-trombus ini meyebabkan pembuluh darah menjadi menyempit ® aliran darah terganggu ® suplai darah menuju ke otakpun lama-lama terganggu ® otak kekurangan suplai oksigen dan glukosa (hipoksia) ® bila terjadi lama (>3 menit) sel otak akan mengalami kematian (nekrosis) secara tiba-tiba ® mengakibatkan Stroke.
Emboli
Bilamana trombus (gumpalan) itu terlepas dari pembuluh darah, maka dinamakan sebagai emboli. Trombus dapat terlepas sewaktu-waktu tanpa kita sadari. Adanya emboli ini juga akan mengganggu aliran darah karena aliran darah yang menuju ke otak terhambat oleh gumpalan tersebut.
Kita banyangkan bahwa selang yang dialiri oleh air, tiba-tiba kemasukan batu yang diameternya kecil atau bahkan hampir sama dengan diameter selang tersebut. lalu apa yang terjadi? Tentunya aliran air akan terganggu atau bahkan air itu tidak bisa mengalir sama sekali.
Proses terjadinya stroke sama dengan diatas (aterosklerosis-trombus). Dimana emboli ini menghambat aliran darah dan menyebabkan suplai darah otak terganggu yang pada nantinya bisa menyebakan kerusakan dan kematian sel-sel otak.
Stroke non hemorragic ini diklasifikasikan lagi menjadi 4 bagian besar yakni,
o TIA (transient ischemic attack): gejala neurologik menghilang<24 jam
o RIND : gejala neurologik menghilang dalam wkt 24 jam – 7 hari
o Stroke In evolution : gejala neurologik makin lama makin berat
o Completed Stroke : gejala neurologik sudah menetap
Lalu apa yang disebut dengan gejala neurologik itu sendiri??
Gejala neurologik merupakan gejala/tanda yang berkaitan dengan saraf. Lalu apa sajakah tanda-tanda neurologik yang terkait dengan stroke?
Pada kasus stroke non perdarahan ini, kita dapat menemukan tanda dan gejala sebagai berikut :
1. terjadinya stroke biasanya bertahap /tidak mendadak
2. terjadi pada saat penderita sedang beristirahat
3. nyeri kepala umumnya ringan-sedang
4. tidak dijumpai adanya kejang
5. tidak ada muntah
6. tidak disertai dengan penurunan kesadaran atau terjadi penurunan kesadaran dalam derajat yang minimal.
7. gangguan penglihatan pada satu mata tanpa disertai rasa nyeri
8. kelumpuhan lengan atau tungkai atau keduanya pada sisi yang sama
9. kesulitan untuk berbicara (afasia)
10. gangguan sensasi raba (sensorik)
11. gangguan pergerakan tubuh(motorik)
12. mulut merot bila mengenai saraf fasialis (persarafan wajah)
13. mendadak tidak stabil, dll.
v Stroke Hemmoragic
Mekanisme dasar dari terjadinya stoke hemorragic adalah karena adanya perdarahan otak. Perdarahan ini dapat disebakan oleh pecahnya pembuluh darah arteri otak(karena hipertensi yang kronis ® pembuluh darah menjadi tipis (terbentuk aneurisma) dan mudah terjadi ruptur/pecah) atau pembuluh darah darah lain di otak oleh karena adanya proses atherosklerosis.
Lalu bagaimanakah tanda dari stroke yang disebabkan oleh perdarahan otak??
Ada berbagai tanda stroke yang disebabkan oleh perdarahan otak, tanda tersebut antara lain,
1. terjadinya secara mendadak, biasanya penderita sedang melakukan aktivitas
2. didahului oleh nyeri kepala yang hebat
3. seketikan itu orang tersebut akan kehilangan kesadaran
4. bisa dijumpai adanya muntah
5. kejang terkadang atau nahkan sering dijumpai
6. bila lokasi perdarahan di lobus frontalis otak maka terjadi kelumpuhan organ yang berlawanan dengan lokasi perdarahan, adanya nyeri kepala hebat dan gangguan lapang pandang penglihatan
7. dapat terjadi gangguan sensasi raba
8. gangguan bicara dan mulut merot
9. gangguan pergerakan atau bahkan gangguan sistem keseimbangan.
Pada prinsipnya, segala manifestasi klinis (akibat) dari stroke yang terjadi pada stroke yang terjadi karena perdarahan dan bukan perdarahan itu sama. Hanya yang membedakan adalah onsetnya (waktu terjadi), ada tidaknya nyeri kepala, ada tidaknya muntah dan kejang, juga ada tidaknya penurunan kesadaran.
Pengobatan pada stroke pada prinsipnya adalah mencegah terjadinya stroke berulang dengan mengoreksi berbagai faktor pencetusnya. Misalnya orang yang punya hipertensi dan mengalami stoke, maka yang harus lebih diawasi dalam hal ini adalah tekanan darahnya. Begitu pun orang dengan diabte melitus, maka kadar gula harus senantiasa terpantau, juga faktor-faktor lain yang telah disebutkan di atas. Selain pengendalian faktor tersebut, faktor rehabilitasi (fisioterapi) pasca stroke juga amat penting dilakukan. Hal ini untuk meminimalisir “kecacatan” atau disfungsi organ yang mengalami kelumpuhan, agar organ yang lumpuh tersebut tidak mengalami atrofi otot (pengecilan otot). Dengan berlatih, kecacatan tersebut diharapkan hanya menimbulkan kerugian yang relatif kecil pada penderitanya.
Setelah membaca, mengetahui dan (Insya Allah) memahami berbagai uraian sederhana mengenai penyakit stroke diatas, marilah kita berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya penyakit ini. Hendaknya kita lebih memperhatikan segala sesuatu kebutuhan tubuh kita..kebutuhan yang sesuai proporsi tentunya. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati??? Karena itu marilah mulai dari sekarang untuk senantiasa mengikuti pola hidup sehat...sebagaimana Rasululloh mencontohkan pada kita.
Semoga tulisan yang singkat ini dan masih terdapat banyak kekurangan didalamnya, dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan kita mengenai berbagai penyakit yang ada di sekitar kita.
Wallohu Ta’ala A’lam Bi Shawab...
Reff : catatan kuliah saraf ‘08
v Stroke Hemorragic (perdarahan)
v Stroke Non Hemorragic (bukan perdarahan)
Stroke non hemorragic disebabkan oleh :
- athreosklerosis – trombus
- embolisasi
Atherosklerosis disebabkan oleh adanya plak pada pembuluh darah. Plak (seperti gambaran kerak) pada pembuluh darah terjadi manakala adanya “luka” pada pembuluh darah. Luka tersebut bisa dikarenakan oleh hipertensi (darah tinggi). Pada hipertensi, pembuluh darah akan menyempit, sementara itu aliran darah dan tekanannya tetap normal atau bahkan semakin cepat/tinggi.
Kita bayangkan, sebuah selang plastik yang sempit dialiri oleh air dengan tekananya tinggi. Lama-kelamaan, selang tersebut pastinya akan menjadi tipis dan lama-lama akan menjadi robek.
Begitupun dengan pembuluh darah. Bila terjadi luka, pada faktor pembekuan darah seperti trombosit dan fibrinogen darah akan segera menutup luka tersebut. Penutupan luka yang masih ringan bisa disebut sebagai plak. Kejadian yang terus menerus seperti pada hipertensi kronis (berlangsung lama) akan semakin memperparah luka pada pembuluh darah. Semakin banyak luka, semakin banyak pula “tambalan” pada pembuluh darah. “Tambalan” (yang merupakan kelanjutan dari plak) yang semakin besar inilah yang disebut dengan trombus (gumpalan).
Selain karena luka, plak juga dapat disebabkan oleh adanya penumpukan kolesterol dan lemak darah terutama LDL (yang merupakan lemak jahat).
Konsumsi makanan yang mengandung banyak lemak dan kolesterol seperti jungfood akan meningkatkan terjadinya plak pembuluh darah.
Akibat adanya proses aterosklerosis-trombus ini meyebabkan pembuluh darah menjadi menyempit ® aliran darah terganggu ® suplai darah menuju ke otakpun lama-lama terganggu ® otak kekurangan suplai oksigen dan glukosa (hipoksia) ® bila terjadi lama (>3 menit) sel otak akan mengalami kematian (nekrosis) secara tiba-tiba ® mengakibatkan Stroke.
Emboli
Bilamana trombus (gumpalan) itu terlepas dari pembuluh darah, maka dinamakan sebagai emboli. Trombus dapat terlepas sewaktu-waktu tanpa kita sadari. Adanya emboli ini juga akan mengganggu aliran darah karena aliran darah yang menuju ke otak terhambat oleh gumpalan tersebut.
Kita banyangkan bahwa selang yang dialiri oleh air, tiba-tiba kemasukan batu yang diameternya kecil atau bahkan hampir sama dengan diameter selang tersebut. lalu apa yang terjadi? Tentunya aliran air akan terganggu atau bahkan air itu tidak bisa mengalir sama sekali.
Proses terjadinya stroke sama dengan diatas (aterosklerosis-trombus). Dimana emboli ini menghambat aliran darah dan menyebabkan suplai darah otak terganggu yang pada nantinya bisa menyebakan kerusakan dan kematian sel-sel otak.
Stroke non hemorragic ini diklasifikasikan lagi menjadi 4 bagian besar yakni,
o TIA (transient ischemic attack): gejala neurologik menghilang<24 jam
o RIND : gejala neurologik menghilang dalam wkt 24 jam – 7 hari
o Stroke In evolution : gejala neurologik makin lama makin berat
o Completed Stroke : gejala neurologik sudah menetap
Lalu apa yang disebut dengan gejala neurologik itu sendiri??
Gejala neurologik merupakan gejala/tanda yang berkaitan dengan saraf. Lalu apa sajakah tanda-tanda neurologik yang terkait dengan stroke?
Pada kasus stroke non perdarahan ini, kita dapat menemukan tanda dan gejala sebagai berikut :
1. terjadinya stroke biasanya bertahap /tidak mendadak
2. terjadi pada saat penderita sedang beristirahat
3. nyeri kepala umumnya ringan-sedang
4. tidak dijumpai adanya kejang
5. tidak ada muntah
6. tidak disertai dengan penurunan kesadaran atau terjadi penurunan kesadaran dalam derajat yang minimal.
7. gangguan penglihatan pada satu mata tanpa disertai rasa nyeri
8. kelumpuhan lengan atau tungkai atau keduanya pada sisi yang sama
9. kesulitan untuk berbicara (afasia)
10. gangguan sensasi raba (sensorik)
11. gangguan pergerakan tubuh(motorik)
12. mulut merot bila mengenai saraf fasialis (persarafan wajah)
13. mendadak tidak stabil, dll.
v Stroke Hemmoragic
Mekanisme dasar dari terjadinya stoke hemorragic adalah karena adanya perdarahan otak. Perdarahan ini dapat disebakan oleh pecahnya pembuluh darah arteri otak(karena hipertensi yang kronis ® pembuluh darah menjadi tipis (terbentuk aneurisma) dan mudah terjadi ruptur/pecah) atau pembuluh darah darah lain di otak oleh karena adanya proses atherosklerosis.
Lalu bagaimanakah tanda dari stroke yang disebabkan oleh perdarahan otak??
Ada berbagai tanda stroke yang disebabkan oleh perdarahan otak, tanda tersebut antara lain,
1. terjadinya secara mendadak, biasanya penderita sedang melakukan aktivitas
2. didahului oleh nyeri kepala yang hebat
3. seketikan itu orang tersebut akan kehilangan kesadaran
4. bisa dijumpai adanya muntah
5. kejang terkadang atau nahkan sering dijumpai
6. bila lokasi perdarahan di lobus frontalis otak maka terjadi kelumpuhan organ yang berlawanan dengan lokasi perdarahan, adanya nyeri kepala hebat dan gangguan lapang pandang penglihatan
7. dapat terjadi gangguan sensasi raba
8. gangguan bicara dan mulut merot
9. gangguan pergerakan atau bahkan gangguan sistem keseimbangan.
Pada prinsipnya, segala manifestasi klinis (akibat) dari stroke yang terjadi pada stroke yang terjadi karena perdarahan dan bukan perdarahan itu sama. Hanya yang membedakan adalah onsetnya (waktu terjadi), ada tidaknya nyeri kepala, ada tidaknya muntah dan kejang, juga ada tidaknya penurunan kesadaran.
Pengobatan pada stroke pada prinsipnya adalah mencegah terjadinya stroke berulang dengan mengoreksi berbagai faktor pencetusnya. Misalnya orang yang punya hipertensi dan mengalami stoke, maka yang harus lebih diawasi dalam hal ini adalah tekanan darahnya. Begitu pun orang dengan diabte melitus, maka kadar gula harus senantiasa terpantau, juga faktor-faktor lain yang telah disebutkan di atas. Selain pengendalian faktor tersebut, faktor rehabilitasi (fisioterapi) pasca stroke juga amat penting dilakukan. Hal ini untuk meminimalisir “kecacatan” atau disfungsi organ yang mengalami kelumpuhan, agar organ yang lumpuh tersebut tidak mengalami atrofi otot (pengecilan otot). Dengan berlatih, kecacatan tersebut diharapkan hanya menimbulkan kerugian yang relatif kecil pada penderitanya.
Setelah membaca, mengetahui dan (Insya Allah) memahami berbagai uraian sederhana mengenai penyakit stroke diatas, marilah kita berusaha semaksimal mungkin untuk mencegah terjadinya penyakit ini. Hendaknya kita lebih memperhatikan segala sesuatu kebutuhan tubuh kita..kebutuhan yang sesuai proporsi tentunya. Bukankah lebih baik mencegah daripada mengobati??? Karena itu marilah mulai dari sekarang untuk senantiasa mengikuti pola hidup sehat...sebagaimana Rasululloh mencontohkan pada kita.
Semoga tulisan yang singkat ini dan masih terdapat banyak kekurangan didalamnya, dapat memberikan manfaat dan menambah pengetahuan kita mengenai berbagai penyakit yang ada di sekitar kita.
Wallohu Ta’ala A’lam Bi Shawab...
Reff : catatan kuliah saraf ‘08