Diriwayatkan dari Abu Syuraih, bahwa ia sebelumnya diberi kunyah (sebutan, nama panggilan) "Abul Hakam". Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya:
"Allah itu sebenarnya Al-Hakam dan hanya kepadanya segala perkara dimintakan keputusan hukumnya." Ia berkata kepada Nabi: "Sungguh kaumku apabila berselisih pendapat dalam suatu perkara, mereka datang kepadaku; lalu aku memberikan keputusan hukum di antara mereka, dan kedua belah pihak pun sama-sama menerimanya." Nabi bersabda: "Alangkah baiknya hal ini, apakah kamu mempunyai anak?" Ia menjawab: "Syuraih, Muslim dan 'Abdullah." Nabi bertanya: "Siapakah yang tertua diantara mereka?" "Syuraih", jawabku. Nabi bersabda: "Untuk itu, kamu adalah Abu Syuraih (Bapak Syuraih)." (HR Abu Dawud dan ahli hadits lainnya). Kandungan tulisan ini:
- Wajib memuliakan Asma' dan Sifat Allah (dan dilarang memakai nama atau kunyah yang dapat mensejajarkan dirinya dengan Allah), walaupun tidak bermaksud demikian.
- Disyariatkan mengganti nama yang tidak tepat, untuk memuliakan Asma' Allah.
- Memilih nama anak yang tertua untuk kunyah (nama panggilan).
Dikutip dari buku: "Kitab Tauhid" karya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab.
Penerbit: Kantor Kerjasama Da'wah dan Bimbingan Islam, Riyadh 1418 H.
Penerbit: Kantor Kerjasama Da'wah dan Bimbingan Islam, Riyadh 1418 H.