Oleh Ustadz Jafar Salih
إِنَّ هَـذَا الْقُرْآنَ يِهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
"Sesungguhnya al-Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar" (Qs. Al Israa?: 9)
Sudah menjadi perkara yang kita maklumi bersama bahwa Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengutus Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wasallam untuk menjelaskan isi Al Qur'an kepada segenap manusia. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
وَأَنزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ وَلَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ
"Dan Kami turunkan kepadamu al-Qur'an, agar kamu menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan" (Qs. An-Nahl: 44)
Pada ayat lain Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman memerintahkan Nabi-Nya,
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ
"Hai Rasul, sampaikan apa yang diturunkan kepadamu dari Rabbmu". (Qs. Al Maidah: 67)
Dan beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam menunaikan tugasnya dengan demikian sempurna sampai ia wafat dan Islam telah lengkap. 'Aisyah Radhiyallahu 'Anha mengatakan,
ومن حدثكم أن محمدا كتم شيئا أمر بتبليغه فقد أعظم على الله الفرية
"Barangsiapa mengatakan kepadamu bahwa Muhammad menyembunyikan
sesuatu yang dia diperintahkan untuk menyampaikannya, maka ia telah
membuat kedustaan besar atas nama Allah Subhanahu Wa Ta'ala". HR
Muttafaqun 'Alaihi.
Dan pada riwayat Muslim, 'isyah Radhiyallahu 'Anha mengatakan,
لو كان رسول الله كاتما شيئا أمر بتبليغه لكتم قوله تعالى
"Seandainya Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam menyembunyikan
sesuatu yang dia diperintahkan untuk menyampaikannya, pasti yang beliau
sembunyikan adalah firman-Nya (pada surat Ahzab ayat 37),
وَإِذْ تَقُولُ لِلَّذِي أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِ وَأَنْعَمْتَ
عَلَيْهِ أَمْسِكْ عَلَيْكَ زَوْجَكَ وَاتَّقِ اللَّهَ وَتُخْفِي فِي
نَفْسِكَ مَا اللَّهُ مُبْدِيهِ وَتَخْشَى النَّاسَ وَاللَّهُ أَحَقُّ أَن
تَخْشَاه
"Dan (ingatlah), ketika kamu berkata kepada orang yang Allah telah
melimpahkan nikmat kepadanya dan kamu (juga) telah memberi nikmat
kepadanya: "Tahanlah terus isterimu dan bertaqwalah kepada Allah",
sedang kamu menyembunyikan di dalam hatimu apa yang Allah akan
menyatakannya, dan kamu takut kepada manusia, sedang Allah-lah yang
lebih berhak untuk kamu takuti". (Qs. Al Ahzab: 37) Hingga beberapa bulan menjelang wafatnya dan ketika itu beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam di padang Arafah, Allah Subhanahu Wa Ta'ala menurunkan firman-Nya,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلاَمَ دِينًا
"Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu dan telah
Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi
agamamu". (Qs. Al Maidah: 3)
Ali bin Abi Thalhah meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu 'Anhu, bahwa ia berkata,
قوله { اليوم أكملت لكم دينكم } وهو الإسلام أخبر الله نبيه صلى الله
عليه وسلم والمؤمنين أنه قد أكمل لهم الإيمان فلا يحتاجون إلى زيادة أبدا
وقد أتمه الله فلا ينقصه أبدا وقد رضيه الله فلا يسخطه أبدا
Firman Allah Subhanahu Wa Ta?aala: "Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu" (agama yang dimaksud) adalah Islam.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengabarkan kepada Nabinya Shallallahu
'Alaihi Wasallam dan orang-orang yang beriman bahwa Dia telah
menyempurnakan untuk mereka keimanan (ajaran Islam) sehingga mereka
tidak butuh kepada tambahan selamanya dan Allah Subhanahu Wa Ta'ala
telah melengkapinya maka Dia tidak akan menguranginya selamanya dan Dia
telah meridha'inya maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak akan
memurkainya selamanya?.
Demikianlah nikmat besar yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala anugrahkan kepada ummat ini dan hal ini di kala itu begitu jelasnya sampai-sampai ia tidak luput dari pengamatan seorang Yahudi sekali pun.
Al Imam Ahmad meriwayatkan dari Thariq bin Syihab, datang seorang Yahudi kepada Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu, seraya ia berkata,
أية في كتابكم لو نزلت علينا معشر اليهود لاتخذنا ذالك اليوم عيدا
"Sebuah ayat di dalam kitab kalian Seandainya ayat tersebut turun kepada kami sekalian bangsa Yahudi tentulah telah kami jadikan hari turunnya ayat tersebut sebagai hari raya". Kemudian Yahudi itu membaca firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala di atas.
Adapun shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam serta generasi sesudahnya dari kalangan tabi?in dan tabi'ut tabi'in, mereka adalah ummat yang utama, mereka terkenal gigih dalam menjalankan Islam oleh karena dalamnya pemahaman mereka akan makna ayat di atas.
Ibnu Waddhah meriwayatkan dari Mu'adz bin Jabal dan Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhuma, bahwa keduanya berkata,
أيها الناس عليكم بالعلم قبل أن يرفع ألا وإن رفعه ذهاب أهليه، وإياكم والبدع والتبدع والتنطع وعليكم بإمركم العتيق
"Wahai sekalian manusia, pelajarilah ilmu agama sebelum diangkat,
ketahuilah bahwa diangkatnya ilmu adalah dengan diwafatkannya para
ulama. Dan berhati-hatilah kalian dari bid?ah-bid?ah dan mengada-ngada
di dalam beragama serta berbuat berlebih-lebihan dan jalanilah ajaran
agama kalian yang pertama".
Para shahabat adalah seperti yang dikatakan Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu,
خير هذه الأمة، أبرها قلوبا وأعمقها علما وأقلها تكلفا
"(Para shahabat adalah) sebaik-baik ummat ini, (mereka adalah)
manusia yang paling baik hatinya, yang paling dalam ilmunya dan paling
tidak suka mengada-ngada (dalam beragama)".
Oleh karena itu ketika ada seseorang yang minta nasihat kepada Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu, beliau menasihati,
Dan Abdullah Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhu pernah mengatakan,
Di atas ajaran inilah para tabi'in (murid shahabat) dan tabi'ut tabiin dahulu berjalan.
Berkata Al Imam Al Auza'i Rahimahullah,
Oleh karena itu ketika ada seseorang yang minta nasihat kepada Ibnu Abbas Radhiyallahu 'Anhu, beliau menasihati,
عليك بتقوى الله والاستقامة اتبع ولا تبتدع
"Bertakwalah kamu kepada Allah dan istiqamahlah, ikuti jangan mengada-ngada".
Dan Abdullah Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhu pernah mengatakan,
كل بدعة ضلالة وإن رآها الناس حسنة
"Setiap ajaran baru itu sesat walaupun manusia menganggapnya baik"
Di atas ajaran inilah para tabi'in (murid shahabat) dan tabi'ut tabiin dahulu berjalan.
Berkata Al Imam Al Auza'i Rahimahullah,
اصبر نفسك على السنة وقف حيث وقف القوم وقل بما قالوا وكف عما كفوا عنه واسلك سبيل سلفك الصالح فإنه يسعك ما وسعهم
"Sabarkanlah dirimu di atas ajaran Rasulullah dan bersikaplah
seperti mereka (para shahabat) bersikap dan yakinilah apa yang mereka
yakini dan tinggalkanlah olehmu hal-hal yang tidak mereka lakukan dan
tempuhlah jalan pendahulumu yang shalih, karena telah mencukupimu
apa-apa yang mencukupi mereka". Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman di dalam kitab-Nya yang mulia,
أُوْلَـئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللّهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهَْ
"Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka". (Qs. Al An?am: 90)
Dari uraian di atas kita mengetahui sikap generasi pertama ummat ini dalam memaknai Islam dan penghargaan mereka yang besar terhadap nikmat agung yang Allah Subhanahu Wa Ta'ala anugrahkan kepada mereka atas kesempurnaan ajarannya. Mereka berjalan di atas bimbingan Nabi-nya, gigih menjaga ajarannya dari perubahan-perubahan berupa penambahan-penambahan dan pengurangan-pengurangan.
Kemudian datanglah setelah mereka generasi yang mencampakkan petunjuk Al Qur'an ke belakang punggung-punggung mereka, bersandar kepada akal meninggalkan atsar, mengambil hidayah dari selain jalan Al Qur'an dan As-Sunnah, mengekor kepada hawa-hawa nafsu mereka.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا
"Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang
menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka kelak
mereka akan menemui kesesatan". (Qs. Maryam: 59)
Dan manusia dari jenis yang satu ini terbagi menjadi berkelompok-kelompok sesuai pahamnya masing-masing dan di antara mereka, manusia-manusia yang menamakan diri-dirinya dengan sebutan kaum feminis. Yang mengira bahwa keimanan mereka lebih unggul daripara keimanan shahabat, akal pikiran mereka lebih lurus daripada generasi salaf, merasa bahwa kebenaran ada pada mereka dan luput dari para shahabat.
Dan seruan mereka yang paling menonjol adalah menuntut persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, karena pemahaman mereka yang sempit menyangka bahwa Islam telah mendzalimi kaum perempuan.
Dengan perasaannya mereka menolak ayat-ayat Al Qur'an dan hadits-hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam yang mereka anggap mendeskreditkan kaum perempuan dan tidak memihak mereka. Menuduh hukum Islam lebih banyak berpihak kepada kepentingan laki-laki daripada wanita, mengusulkan perombakan metodologi pemahaman Islam, mengikuti jejak langkah syaithan yang memprotes Allah Subhanahu Wa Ta'ala ketika Dia memerintahkan syaithan sujud kepada Adam Alaihissalaam.
قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِّنْهُ خَلَقْتَنِي مِن نَّارٍ وَخَلَقْتَهُ مِن طِينٍ
"Iblis berkata:"Aku lebih baik daripadanya, karena Engkau ciptakan
aku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah". (Qs. Shaad: 76) Padahal Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah berfirman di dalam Al Qur'an,
وَلاَ تَتَمَنَّوْاْ مَا فَضَّلَ اللّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَى بَعْضٍ
لِّلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِّمَّا اكْتَسَبُواْ وَلِلنِّسَاء نَصِيبٌ مِّمَّا
اكْتَسَبْنَ وَاسْأَلُواْ اللّهَ مِن فَضْلِهِ إِنَّ اللّهَ كَانَ بِكُلِّ
شَيْءٍ عَلِيمًا
"Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah
kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena)
bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan,
dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan,
dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu." (Qs. An-Nisaa?: 32)
Kemudian, siapa yang membisikkan kalian kalau Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak bersikap adil kepada kaum perempuan dan menelantarkan hak-hak mereka. Perhatikanlah firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala berikut,
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ
فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُم
بِأَحْسَنِ مَا كَانُواْ يَعْمَلُونَ
"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun
perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan
kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan". (Qs. An-Nahl: 97)
Adapun hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam,
لا يفلح قوم ولو أمره امرأة'
"Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusannya di atur oleh seorang wanita"
Dan hadits,
لو كنت آمرا أحدا أن تسجد لأحد لأمرت المرأة أن تسجد لزوجها
"Seandainya aku boleh memerintahkan seseorang untuk sujud kepada
orang lain, tentu sudah aku perintahkan kaum wanita untuk sujud kepada
suaminya"Dan hadits,
ما رأينا من ناقصات عقل ودين أذهب للب الرجل الحازم من إحداكن
"Aku tidak mendapati jenis manusia yang lemah akal dan agamanya
tapi paling berpotensi melenyapkan keteguhan laki-laki daripada kalian"
Dan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاء
"Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita". (Qs. An-Nisaa": 34)
Dan perkataan kalian: "Dalil-dalil di atas adalah bukti bahwa Islam mendeskreditkan kaum wanita!!".
Cukup sebagai bantahan terhadap kalian firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala,
قُلْ أَأَنتُمْ أَعْلَمُ أَمِ اللّهُ
"Apakah kalian yang lebih mengetahui ataukah Allah". (Qs. Al Baqarah: 140)
Kemudian bukankah apa yang disampaikan Nabi kita Shallallahu 'Alaihi Wasallam adalah wahyu dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala"!
وَمَا يَنطِقُ عَنِ الْهَوَى إِنْ هُوَ إِلَّا وَحْيٌ يُوحَى عَلَّمَهُ شَدِيدُ الْقُوَى
"Dan tiadalah yang diucapkannya menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya),
yang diajarkan kepadanya oleh (Jibril) yang sangat kuat". (Qs. An-Najm:
3-5)
Dan beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam berkata kepada Abdullah bin 'Amr bin Al 'Ash Radhiyallahu ?Anhu,
فإني لا أقول فيهما إلا حقا
"Sesungguhnya aku tidak mengatakan di saat senang dan benci kecuali kebenaran?. HR Abu Daud dan Al Hakim.
Maka wajib bagi kaum muslimin untuk menempuh jalan para shahabat Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam dalam beragama, karena merekalah standar benar tidaknya keagamaan orang-orang setelah mereka. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman,
فَإِنْ آمَنُواْ بِمِثْلِ مَآ آمَنتُم بِهِ فَقَدِ اهْتَدَواْ وَّإِن
تَوَلَّوْاْ فَإِنَّمَا هُمْ فِي شِقَاقٍ فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللّهُ وَهُوَ
السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
"Maka jika mereka beriman kepada apa yang kalian telah beriman
kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka
berpaling, sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kamu).
Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui. (Qs. Al Baqarah: 137) Dan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda,
خير الناس قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم
?Sebaik-baik manusia adalah generasiku, kemudian generasi setelahnya kemudian generasi setelahnya?. Dan beliau juga bersabda,
ستفترق أمتي على ثلاث وسبعين فرقة كلهم في النار إلا واحدة: هم من كان على مثل ما أنا عليه وأصحابي
Ummatku akan terpecah menjadi tiga puluh tujuh golongan semuanya
di neraka kecuali satu (yang selamat): mereka adalah orang-orang yang
mengikutiku dan mengikuti para shahabatku?.
Wallahu a'lam bis Shawaab
disampaikan pada khutbah Jum'at di Masjid Bahrul Ulum Puspitek Serpong Tanggerang
Sumber :
berbagai sumber