Bismillah Assalamu alaikum
Kalimat persaksian Laa ilaaha illallah adalah kalimat yang sangat agung, Bersama dengan syahadaturasul menjadi pintu gerbang bagi yang ingin masuk ke dalam lingkaran Islam.
Namun seberapakah kita memahami makna dari kalimat yang sangat berat timbangannya ini? Apakah sekedar ”Tiada Tuhan selain Allah” ? Agar dapat menyelami lebih dalam kita harus paham makna kata ’ilah’.
Makna Ilah
Sedikit dari ilmu shorof, Ilah berasal dari akar kata aliha – ya’luhu – ilahan yang artinya kecenderungan terhadap sesuatu. Sedang di dalam al-Quran Allah menerangkan beberapa makna, di antaranya : (karena terbatasnya lahan sementara saya ambilkan dua makna)
1. Sesuatu yang paling dicintai
Makna ini dapat kita petik dari kisah Nabi Ibrohim dan Nabi Ismail yang rela berkoran demi memenuhi perintah Allah. Hal ini membuktikan cinta mereka berdua kepada Allah swt. sangat dalam, bahkan jauh lebih besar daripada cintanya kepada dunia. Sehingga tidak heran bila Nabi Ibrahim menempati kedudukan yang tinggi bahkan di kalangan para nabi.
Allah swt berfirman :
Maka tatkala (Ismail) telah sampai umur dewasa, bapaknya berkata, ”Hai, anakku, sesungguhnya semalam aku bermimpi bahwa aku akan menyembelih engkau. Maka pikirkanlah apa yang akan engkau putuskan?” Jawabnya, ”Hai, ayahku, laksanakanlah apa yang telah diperintahkan kepadamu. Engkau akan dapati aku, insya Allah, termasuk orang-orang yang sabar”. ( QS. Ash-Shoffat : 102 ).
Nabi Ibrahin ikhlas mengorbankan anak yang sangat dia cintai. Sedangkan Nabi Ismail mempersembahkan hidupnya kepada Yang memberinya hidup. Kisah ini kita peringati setiap tahun pada saat Iedul Qurban.
2. Pengabdian atau penyembahan kepada sesuatu
Allah swt berfirman :
Dan mereka menyembah selain Allah, yang mereka sembah itu tidak dapat menciptakan sesuatu, tetapi merekalah yang dijadikan. Mereka itu mati, tidak hidup, dan mereka tidak tahu kapankah mereka akan dibangkitkan.
Ilah kamu adalah Ilah Yang Maha Esa, maka orang-orang yang tidak beriman kepada hari akhirat itu hati mereka ingkar dan sombong. ( an-Nahl : 20 – 22 )
Orang-orang kafir sangat mencintai ilah-ilah mereka. Sedang orang-orang mukmin sangat dalam cintanya kepada Allah. Di dalam ayat ini sekali lagi ditegaskan bahwa Allah itu esa adanya dan tidak berbilang.
Dari sini kita dapat menarik kesimpulan makna laa ilaaha illallah adalah ”tidak ada Dzat yang berhak untuk dicintai dan diibadahi dengan benar kecuali hanya Allah Yang Maha Esa”. Adapun selain Allah jika disembah, maka pasti dengan kebatilan.
Allah ta’ala berfirman :
Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah, Dialah yang Haq dan sesungguhnya apa saja yang mereka ibadahi selain Allah, itulah yang batil, dan sesungguhnya Allah, Dialah Yang Mahatinggi lagi Mahabesar. ( QS. Al Hajj : 62, Luqman : 30 )
Antara Penafian dan Penetapan
Di dalam kalimat ‘Laa ilaaha illallah’ terkumpul penafian dan penetapan. Penafian adalah pengingkaran atau meniadakan.
Kalimat ‘Laa ilaaha’ menafikan/meniadakan segala sesembahan selain Allah. Kita singkirkan segala macam ilah yang mungkin bercokol di dalam hati kita. Kita tahu ilah tidak selalu berupa berhala batu yang berdiri kaku tanpa rasa malu. Ilah bisa pula berupa harta dan tahta. Bisa pula berupa kuburan atau jabatan. Dari jimat hingga pangkat bahkan malaikat. Maka singkirkanlah semuanya.
Dan dengan kalimat ‘illallah’ kita tetapkan cinta kita yang tertinggi dan peribadahan kita hanya ditujukan kepada Allah semata. Bukan demi dunia atau demi mertua.
Akhirnya marilah kita melihat diri kita masing-masing dan menimbang mana yang lebih kita cintai. Allah atau dunia yang fana ini?