Nama
ini adalah nisbat pada tempat kumpulnya para pendahulu mereka ketika berpisah
dan memberontak terhadap Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib, dan dia adalah
satu tempat dekat dengan kota Kufah yang dinamakan Al-Harura'. Berkata
Abul Hasan Al-Asy'ari dalam bukunya Maqalat Islamiyin: "Dan yang menjadi [sebab]
penamaan [kelompok] ini dengan Haruriyah adalah tinggalnya mereka di Harura' di permulaan pembentukannya"
c. Asy-Syuraah
Ini
adalah nama lalu bagi mereka, yang menurut mereka diambil dari firman Allah
: Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta
mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah,
lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari
Allah di dalam Taurat, Injil dan al-Qur'an. Dan siapakah yang lebih menepati
janjinya (selain) daripada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah
kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan yang besar. (QS. 9:111)
Dan
mereka selalu muji dan berbangga diri dengan nama ini. Berkata Abul Hasan Al-Asy'ari:
"Dan yang menjadi sebab penamaan mereka dengan syuraah adalah perkataan mereka
"telah kami jual jiwa-jiwa kami dalam ketaatan Allah", maknanya: kami telah
membeli syurga.dengannya"
d. Al-Maariqah
Nama
lain untuk mereka adalah Al-Maariqah diambil dari hadits Rasulullah lihat
hadits-hadits tentang khawarij.
Berkata
Asy-Syahrastaany: "Dan mereka adalah Al-Maariqah yang berkumpul di An-Nahrawan."
e. Al-Muhakkimah
Ini
termasuk nama-nama yang pertama kali dinisbatkan kepada mereka karena pengingkaran
mereka terhadap tahkim dan slogan mereka: laa hukma illa lillah
yang
kemudian menjadi syiar [slogan] mereka ketika ingin memberontak terhadap penguasa
atau ketika menyerang orang-orang yang menyelisihi mereka.
4. Sebab-sebab
munculnya khawarij:
Di
antara faktor-faktor dan sebab-sebab penting kemunculan kelompok khawarij adalah:
1. Perseteruan sekitar masalah khilafah. kemungkinan ini merupakan sebab
yang paling kuat dalam kemunculan Khawarij dan pemberontakan mereka, karena
mereka memiliki pandangan yang khusus dan keras dalam hal ini,sehingga menganggap
penguasa yang ada pada waktu itu tidak berhak menjadi kholifah bagi kaum muslimin
ditambah juga dengan keadaan politik yang tidak menentu yang membuat mereka
berani untuk memberontak terhadap para penguasa dan ketidak sukaan mereka terhadap
orang-orang Quraisy,apalagi mereka menganggap bahwa perselisihan antara Ali
dengan Muawiyah adalah perselisihan memperebutkan kursi kekhilafahan
2. Permasalahan tahkim. inipun menjadi sebab yang kuat dari pemberontakan
dan kemunculan Khawaarij, karena mereka mengkafirkan Ali lantaran keridhoan
beliau terhadap perkara ini
3. Kedzaliman para penguasa dan tersebarnya kemungkaran yang banyak dikalangan
manusia. Demikianlah slogan dan propaganda mereka dalam khutbah-khutbah dan
tulisan-tulisan mereka untuk mengambil simpati umat islam dengan mengatakan
bahwa para penguasa telah berbuat kedzoliman dan kemaksiatan telah menyebar
dan merebak pada masyakat yang ada sehingga perlu mencegahnya,akan tetapi pada
hakikatnya apa yang mereka lakukan dengan memberontak terhadap penguasa itu
lebih besar dari pada kemungkaran dan kedzoliman yang ada,karena mereka menganggap
bahwa membunuh orang yang menyelisihi mereka merupakan satu ketaatan yang bisa
mendekatkan diri mereka kepada Allah dan menganggap semua penguasa mulai dari
Ali kemudian Bani Umayah dan Abasiyah adalah dzolim tanpa klarifikasi
dan kehati-hatian, padahal menegakkan keadilan dan mencegah kemungkaran bisa
dilakukan dengan cara yang lain tanpa harus mengorbankan dan menumpahkan darah-darah
orang yang menyelisihi mereka baik penguasa atau rakyat.
4. Fanatisme kesukuan.ini merupakan satu dari sebab-sebab munculnya Khawarij. Fanatisme
kesukuan ini telah hilang pada zaman Rasulullah dan Abu Bakar serta Umar, kemudian
muncul kembali pada zaman pemerintahan Utsman dan yang setelahnya. Pada zaman
sebelum Islam telah terjadi permusuhan antara suku bangsa Rabi'ah-dan
kebanyakan Khawarij dari mereka- dengan Mudhar-diantara mereka
adalah Quraisy-sangat kuat. Dan pada masa Utsman fanatisme tersebut mendapat
kesempatan untuk berkembang karena terjadi persaingan dalam memperebutkan jabatan-jabatan
penting dalam kekhilafahan sehingga Utsman di tuduh mengadakan gerakan nepotisme
dengan mengangkat banyak dari keluarganya untuk menjabat jabatan-jabatan strategis
di pemerintahannya,dan inilah yang dijadikan hujjah oleh mereka untuk mengadakan
kudeta terhadapnya.sehingga berkata Jabalah bin Amr: "Demi Allah sungguh aku
akan hilangkan kumpulan ini dari lehermu atau kamu tinggalkan pendamping-pendampingmu
ini", berkata Utsman: "Pendamping-pendamping yang mana? Maka demi Allah aku
telah menyeleksinya". Berkata Jabalah :"Marwan, Muuawiyah, Abdullah bin Amir
bin Kuraiz dan Abdullah bin Saad telah engkau seleksi!?"
Sebenarnya orang yang menuduh dia telah mengangkat ahli baitnya untuk jabatan-jabatan tersebut karena kekeluargaan dan fanatis kesukuan adalah seorang pendusta yang ingin mencela dan melecehkan beliau,karena semua yang telah disebutkan Jabalah tersebut merupakan orang-orang yang telah terbukti lebih baik dan lebih pantas darinya dan mereka termasuk para pahlawan Islam yang terkenal,dan sejarah telah membuktikannya.Demikianlah hawa nafsu jika telah menguasai akal manusia.
5. Faktor ekonomi,ini dapat dilihat dari kisah Dzul Khuwaishiroh
bersama Rasulullah dan kudeta berdarahnya mereka terhadap Utsman, ketika mereka
merampas dan merampok harta baitul-mal langsung setelah membunuh Utsman,
demikian juga dendam mereka terhadap Ali dalam perang jamal, ketika Ali melarang
mereka mengambil wanita dan anak-anak sebagai budak rampasan hasil perang sebagimana
perkataan mereka terhadap Ali: "Awal yang membuat kami dendam padamu adalah
ketika kami berperang bersamamu di hari peperangan jamal, dan pasukan jamal
kalah, engkau membolehkan kami mengambil apa yang kami temukan dari harta benda
dan engkau mencegah kami dari mengambil wanita-wanita mereka dan anak-anak mereka".
Oleh
karena itu faktor ekonomi pun berperan dalam membangkitkan revolusi mereka,akan
tetapi dia bukanlah sebab satu-satunya sebagaimana yang telah dijelaskan diatas.
6. Semangat keagamaan.ini pun merupakan satu penggerak mereka untuk keluar
memberontak dari penguasa yang absah.
4. Ciri-ciri Dan Sifat-sifat Khowarij
Khowarij
memiliki ciri-ciri dan sifat-sifat yang menonjol yang telah dijelaskan oleh
Rasulullah dalam hadits-hadits yang shohih, dan hal itu sangat penting dalam
mengetahui siapa mereka,dan diantara faidah mengetahui hal ini:
1. Dengan mengetahui sifat-sifat ini akan tampaklah kepada kita berlebih-lebihannya
mereka dalam beragama
2. Menimbulkan keyakinan bahwa mereka akan selalu ada sampai hari kiamat,karena
Rasulullah telah menjelaskannya dan ini penting bagi kita untuk menghindari
dari mereka dan mengingatkan umat akan bahaya mereka serta tidak terjatuh dalam
hal-hal tersebut.
Diantara sifat-sifat tersebut adalah:
1. suka mencela dan menganggap sesat para pemimpin.
Sifat
ini tampak jelas pada Khowaarij, mereka selalu mencela para pemimpin-pemimpin
dan menganggap mereka sesat serta menghukumi mereka sebagai orang-orang yang
sudah keluar dari keadilan dan kebenaran, dan ini dapat dilihat dari sikap Dzul
Khuwaishiroh terhadap Rasulullah.
2. Berprasangka buruk, ini adalah sifat Khawarij yang tampak dalam
cara menghukum yang dilakukan oleh Dzul Khuwaishiroh. Berkata Syiekhul
Islam : "Pada tahun peperangan Hunain, beliau membagi Ghonimah
(rampasan
perang) Hunain kepada orang-orang yang hatinya lemah (Mualafah
Qulubuhum)
dari penduduk Nejd dan bekas tawanan Quraisy seperti 'Uyainah
bin Hafsh,dan beliau tidak memberi kepada kaum Muhajirin dan Anshor
sedikitpun.Maksud beliau memberikan kepada mereka adalah untuk mengikat
hati mereka dengan Islam, karena keterkaitan hati mereka dengannya
merupakan
mashlahat umum bagi kaum muslimin, sedangkan yang tidak beliau beri
adalah karena
mereka lebih baik dimata beliau dan mereka adalah wali-wali Allah yang
bertaqwa
dan seutama-utamanya hamba Allah yang sholih setelah para Nabi dan
Rasul-rasul-Nya.Jika
pemberian itu tidak dipertimbangkan untuk mashlahat umum, maka Nabi
tidak akan
memberikannya pada orang-orang kaya para pemimpin yang ditaati dalam
perundang-undangan
dan akan memberikannya kepada Muhajirin dan Anshor yang
lebih membutuhkan dan lebih utama. Oleh karena itu orang-orang
Khawarij
mencela Nabi dan dikatakan kepada beliau oleh pelopornya:"Wahai
Muhammad berbuatlah
adil, sesungguhnya engkau tidak berlaku adil". Dan perkataannya:
'sesungguhnya
pembagian ini tidak dimaksudkan untuk mendapat wajah Allah ...".
Mereka meskipun
banyak shaum (puasa), sholat dan membaca Alquran,tetapi keluar dari As
Sunnah
dan Jamaah, Memang mereka dikenal sebagai kaum yang suka beribadah,
wara
dan zuhud akan tetapi tanpa disertai ilmu, sehingga mereka memutuskan
bahwa pemberian itu semestinya tidak diberikan kecuali kepada
orang-orang yang
berhajat, bukan kepada para pemimpin yang ditaati dan orang-orang kaya
itu,jika
didorong untuk mencari keridhoan selain Allah-menurut prasangka
mereka. Inilah
kebodohan mereka, karena sesungguhnya pemberian itu menurut kadar
mashlahat
agama Allah. Jika pemberian itu akan semakin mengundang ketaatan
kepada Allah
dan semakin bermanfaat bagi agama-Nya, maka pemberian itu lebih utama.
Pemberian
kepada orang yang membutuhkannya untuk menegakkan agama, menghinakan
musuh-musuhnya,
memenangkan dan meninggikannya lebih agung daripada pemberian yang
tidak demikian
itu,walaupun yang kedua lebih membutuhkan"(Lihat Majmu' Fatawa
XXVIII/579-581
dengan sedikit diringkas)
3. Berlebihan dalam beribadah sebagaimana sabda Rasulullah :
karena
dia mempunyai teman-teman yang salah seorang di antara kalian akan diremehkan
[merasa remah] shalatnya jika dibandingkan dengan shalat mereka, dan puasanya
jika dibandingkan dengan puasa mereka.
Berkata
Ibnu Hajar:Mereka (Khowarij) dikenal sebagai Qurra' Penghapal Alquran),karena
besarnya kesungguhan mereka dalam tilawah dan ibadah,akan tetapi mereka suka
menta'wil Alquran dengan ta'wil ynag menyimpang dari maksud yang sebenarnya.Mereka
lebih mendahului pendapat-pendapat mereka,berlebih-lebihan dalam zuhud dan khusu'
dan lain sebagainya.
4. Keras terhadap kaum muslimin, sebagimana sabda Rasulullah :
Sesungguhnya
akan keluar dari keturunan laki-laki ini, suatu kaum yang membaca Alquran tidak
melebihi kerongkongan mereka. membunuh pemeluk Islam dan membiarkan penyembah
berhala. Terlepas dari Islam seperti terlepasnya anak panah dari busurnya. Seandainya
aku menemui mereka, sunggguh akan aku bunuh mereka seperti dibunuhnya kaum 'Aad
Sejarah telah mencatat dalam lembaran-lembaran hitamnya tentang Khawarij
berkenaan dengan cara mereka ini. Diantara kejadian yang mengerikan adalah kisah
Abdullah bin Khobaab: "Dalam perjalanannya, orang-orang Khaawarij bertemu dengan
Abdullah bin Khabab.mereka bertanya kepadanya:"Apakah engkau pernah mendengar
dari bapakmu suatu hadits yang dikatakan dari Rasulullah, kalau ada, ceritakanlah
kepada kami tentangnya!" lalu beliau berkata:"ya, aku telah mendengar dari bapakku,
bahwa Rasulullah menyebutkan tentang fitnah.Yang duduk ketika itu lebih baik
dari pada yang berdiri, yang berdiri lebih baik daripada yang berjalan, dan
yang berjalan lebih baik dari yang berlari, jika engkau menemuinya, hendaklah
engkau menjadi hamba Allah yang terbunuh". mereka berkata: "Apakah engkau mendengar
hadits itu dari bapakmu dan memberitakannya dari Rasulullah?".beliau menjawab:"ya",
setelah mendengar jawaban beliau tersebut, mereka mengajak ke hulu sungai,
lalu memenggal lehernya, maka mengalirlah darahnya seolah-olah seperti tali
terompah. Lalu mereka membelah perut istrinya yang sedang hamil dan mengeluarkan
isinya. Kemudian mereka datang kesebuah pohon kurma yang lebat buahnya di Nahrawan.
Tiba-tiba jatuhlah buah pohon korma tersebut dan diambil salah seorang diantara
merekalalu dia masukkan kedalam mulutnya, Berkatalah salah seorang dari mereka,"engkau
mengambil tanpa dasar hukum, dan tanpa harga (tidak membelinya dengan sah)".Akhrnya
ia pun membuangnya kembali dari mulutnya salah seorang dari mereka yang lain
mencabut pedangnya lalu mengayunkannya. Kemudian mereka melewati babi milik
seorang ahlu dzimmah, lalu ia penggal lehernya kemudian diseret moncongnya.
Mereka berkata:"ini adalah kerusakan dimuka bumi".setelah mereka bertemu dengan
pemilik babi itu, maka mereka mengganti harganya"(Talbis Iblis hal.93-94)
5. Sedikit dan rendah pemahaman mereka terhadap fiqh, ini merupakan kesalahan
mereka yang sangat besar yang menyebabkan mereka menyempal dari ajaran yang
benar.
6. Muda usia dan berakal rendah, sebagaimana sabda Rasulullah :
Akan
keluar padda akhir zaman suatu kaum, umumnya masih muda, rusak akalnya, mereka
mengatakan dari sebaik-baik perkataan makhluk. Membaca Alquran tidak melebihi
kerongkongannya. Terlepas dari agama seperti terlepasnya anak panah dari busurnya
(H.R. Bukhari VI/618 no. 3611; Muslim II/746 no 1066)
7. Fasih dalam berbahasa. Telah terkenal kefasihan mereka dalam berbicara
dan berbahasa, sehingga berkata Ibnu Ziyad:"Sungguh ucapan mereka lebih cepat
sampai ke hati-hati manusia dari pada rambatan api ke batang kayu"