Sunday, December 9, 2018

Konsekuensi Laa Ilaaha Illallah

Konsekuensi Laa Ilaaha Illallah
Bismillah Assalamu alaikum
Pernahkah Anda berjanji pada seorang teman lalu terpaksa tidak dapat memenuhinya? Apa reaksi teman Anda? Marah? Menuduh Anda ingkar janji? Menuding Anda tidak konsekuen?



Ketahuilah dengan meyakini dan mengucapkan syahadat Laa ilaaha illallah berarti kita telah mengikat perjanjian yang sangat kuat dengan Allah ta’ala. Dan perjanjian ini memiliki konsekuensi yang termaktub di dalam kalimat Laa ilaaha illallah itu sendiri. Apabila kita merobek perjanjian ini niscaya rusak pula persaksian kita.
Apa konsekuensinya? Ada dua. Mari kita kupas satu per satu.

Pertama : PENAFIAN

Yaitu menyingkirkan segala macam tuhan atau sesembahan dari dalam hati. Kita tidak menyembah, tidak beribadah, mohon pertolongan, berkurban, bernazar, mohon perlindungan dan lain sebagainya kepada tuhan-tuhan palsu itu. Singkat kata kita wajib menjauhi setiap bentuk kesyirikan. Baik itu syirik besar seperti memakai jimat, mendatangi dukun dan lain-lain, maupun syirik kecil seperti riya’, sum’ah atau ujub.
Masalah syirik ini harus dibahas secara khusus. Semoga Allah ta’ala memudahkan saya untuk menulis masalah syirik dan macam-macamnya.
Perhatikan firman Allah ta’ala :
 Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari syirik itu, bagi siapa yang dikehendakinya. ( an-Nissa’ : 48 )
Syirik adalah berdoa kepada selain Allah atau melakukan ibadah kepada selain Allah. Inilah syirik yang diharamkan Allah ta’ala yang tidak diampuni dosanya. Kalau tidak diampuni dosanya, maka bagaimana orang ini akan keluar dari neraka.
Perhatikan pula firman Allah ta’ala berikut ini :
 Dan sesungguhnya kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan) :”Sembahlah Allah (saja) dan jauhilah Thoghut” ( an-Nahl : 36 )

Kedua : PENETAPAN

Yaitu menetapkan Allah ta’ala sebagai satu-satunya Dzat yang berhak menerima peribadatan. Bahkan sejatinya cinta yang terdalam, rasa takut yang terbesar dan harapan yang tertinggi hanya kita gantungkan kepada Allah ta’ala semata. Allah ta’ala telah mengajarkan kepada kita dalam satu ayat yang sangat bernas :
 Hanya kepada-Mu kami beribadah dan hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan ( al-Fatihah : 5 )
Bagian pertama ayat ini ”hanya kepada-Mu kami beribadah” menetapkan tauhid uluhiyyah. Maksudnya setiap peribadatan hanya kita tujukan kepada Allah ta’ala, bukan yang lain. (eh, ini bukan iklan)
Sedang bagian kedua ”hanya kepada-Mu kami memohon pertolongan” menetapkan tauhidrububiyyah. Kita wajib meyakini bahwa Allah ta’ala bersendirian dalam menciptakan dan memelihara alam semesta ini.
Lebih tegas lagi Allah ta’ala berfirman :
 Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama dengan lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus ( al Bayyinah : 5 )
Dalam ayat ini dan ayat selanjutnya dijelaskan bahwa hanya dengan tauhid dan ikhlas dalam ibadah, yang keduanya adalah agama yang lurus, yang dapat menyampaikan ke surga yang penuh kenikmatan. Sedangkan jalan selainnya hanya akan menyampaikan ke neraka jahim.
Sekarang pilihan ada di tangan kita. Ingin mencapai surga atau mau terperosok ke jurang neraka? Pasti semua ingin menjadi penghuni surga. Pertanyaannya : Sudahkah kita menempuh jalannya?