Saturday, February 24, 2018

KISAH MENGHARUKAN MENINGGALNYA GURU USTADZ YAZID JAWAS!

KISAH MENGHARUKAN MENINGGALNYA GURU USTADZ YAZID JAWAS!


Dari sekian Ulama yang menjadi guru Ustadz Yazid, ada satu Ulama yang bernama Syaikh Ibnu Utsaimin. Syaikh Utsaimin merupakan guru yang membimbing Ustadz Yazid di Arab Saudi. Beliau merupakan ulama kelas dunia yang mengajari Ustadz Yazid bersama murid-murid beliau yang lain yang berasal dari berbagai penjuru dunia. Ilmu-ilmu yang Syaikh Utsaimin ajarkan dan juga ilmu dari ulama lain diserap dengan baik oleh Ustadz Yazid yang membuat Ustadz Yazid menjadi Ulama Sunni Nomor 1 di Indonesia. Akan tetapi, Ustadz Yazid cenderung merahasiakan hubungan beliau dengan Syaikh Utsaimin demi menjaga keikhlasan dan disebabkan sifat rendah hati beliau.


Kisah dibawah ini bercerita tentang detik-detik wafatnya Syaikh Utsaimin yang telah diterjemahkan oleh Ustadz Abdurrahman Al Amiry. Dahulu, syaikh Ibnu Utsaimin -rahimahullah- pernah berkata kepada syaikh Muhammad bin Shalih Al-Munajjid -hafidzahullah-:

“Ketika aku merasakan sakit pada tubuhku, aku mengira bahwa itu adalah sakit basur (wasir). Dan dulu, aku pernah melakukan operasi untuk penyakit ini sehingga aku kira bahwa penyakit ini adalah penyakit yang sama. Ketika rasa sakit semakin bertambah, aku kembali ke Rumah Sakit dan aku juga ingin memeriksa mataku karena aku merasakan perih pada mataku. Maka para dokter melakukan analisa dan pengecekan, kemudian mereka mengabariku bahwa aku terkena kanker.”

Dan syaikh Ibnu Utsaimin -rahimahullah- menamai kanker dengan ‘Al-Maradhul Khatir (Penyakit berbahaya)’ dan tidak mau menamainya dengan ‘Al-Maradhul Khabits (Penyakit yang buruk)’. Dan sudah diketahui, bahwa orang-orang arab menamai kanker dengan Al-Maradhul Khabits. Syaikh Ibnu Utsaimin berkata ketika enggan menamai kenkar dengan Al-Maradhul Khabits karena:

ليس في أفعال الله خبيثا

“Tidak ada yang buruk pada perbuatan-perbuatan Allah”.

Dan pemberian penyakit dan penyembuhannya hanyalah kuasa Allah dan perbuatanNya saja.

Syaikh Al-Munajjid bertanya kepada syaikh Ibnu Utsaimin mengenai penyakit itu setelah beberapa saat, maka Syaikh Ibnu Utsaimin menjawab:

يأتي ويذهب إلا في موضع المرض الأصلي الذي انتشر منه فإنه مستمر

“Rasa sakitnya datang dan pergi kecuali rasa sakit yang ada di bagian asal penyakit tersebut. Maka rasa sakitnya terus terasa di bagian itu”

Walau beliau sakit kanker, namun mengajar dan memberi fatwa selalu beliau lakoni.

Kesabaran syaikh Ibnu Utsaimin menahan penyakit kanker

Sebagian murid syaikh Ibnu Utsaimin memerhatikan ketika beliau mengajar, kerap kali beliau mengangkat suara seperti orang yang dicambuk, namun beliau tetap menampakkan bahwa dirinya baik-baik saja.

Dan syaikh Ibnu Utsaimin sangat enggan untuk diberi obat penenang, karena obat itu menjadikan beliau tidur akhirnya tidak dapat shalat malam dan mengajar.

Dan syaikh Ibnu Utsaimin memeliki angan-angan sebagaimana yang diceritakan oleh sebagian masyaikh, bahwa beliau berkata:

أريد أن أموت قريبا من الكعبة وأنا أنشر العلم

“Aku ingin wafat dekat dengan ka’bah dalam keadaan mengajar ilmu”

Syaikh Ibnu Utsaimin berkeyakinan bahwa menyebarkan ilmu termasuk amalan terbesar untuk mendekatkan diri kepada Allah.

Maka dari itu, pada tanggal 29 ramadhan ketika beliau di Mekkah, keletihan terus bertambah pada diri syaikh Ibnu Utsaimin. Maka dokter memutuskan agar syaikh Ibnu Utsaimin dibawa ke Jeddah untuk perawatan intensif. Namun keadaan beliau membaik ketika di waktu ashar. Dan syaikh Ibnu Utsaimin pun akhirnya meminta agar beliau dikembalikan ke Mekkah walaupun para dokter melarangnya. Syaikh Ibnu Utsaimin pun berkata:

لا تحرمونا هذا الأجر فهذه آخر ليلة من رمضان

“Jangan cegah aku untuk mendapatkan pahala ini. Karena sekarang adalah malam terakhir bulan ramadhan”.

Dan benar, syaikh Ibnu Utsaimin pun kembali ke Mekkah dengan pengawasan para dokter. Beliaupun masuk ke dalam ruangan khusus. Dan beliaupun minta air wudhu kemudian beliau shalat dan meminta izin agar bisa mengajar. Beliaupun akhirnya mengajar di malam terakhir bulan ramadhan.

Detik-detik wafatnya beliau

Ketika beliau terbangun dari koma, beliau langsung membaca Al-Quran dan dzikir. Dan akhir ayat yang beliau baca adalah:

إِذْ يُغَشِّيكُمُ النُّعَاسَ أَمَنَةً مِنْهُ

“Ingatlah, ketika Allah menjadikan kamu mengantuk sebagai suatu penenteraman dariNya” (QS. Al-Anfal: 11)

Ruh beliau pun dicabut pada jam setengan dua siang. Beliau wafat pada tanggal 15 syawwal 1421 H. Dan beliau dikuburkan di Mekkah dekat dengan guru beliau ‘syaikh bin Baaz’ -rahimahumallah-.

Karamah beliau

Orang-orang yang mencuci jenazah beliau melihat keindahan rupa beliau, dan mudahnya beliau dicuci dan dibersihkan, sampai mereka mengira bahwa syaikh Ibnu Utsaimin sudah dicuci sebelum dibawa ke tempat pengurusan jenazah.

Semoga Allah merahmati seluruh masyaikh kita dan guru-guru kita.

رحم الله الشيخ ابن عثيمين وأسكنه في الفردوس الأعلى

“Semoga Allah merahmati syaikh Ibn Utsaimin dan menempatkan beliau di surga Firdaus tertinggi”

Semoga kisah ini menjadi cambuk bagi kita untuk terus bersemangat dalam belajar, mengajar, dan beribadah kepada Allah.

Semoga Allah merahmatimu ya syeikh Utsaimin.

Sumber: Fath Dzii Al-Jalaal Wa Al-Ikram Li Ibn Utsaimiin 1/36