Saturday, January 30, 2016

Bahasa Arab yang Mulia

Bahasa Arab yang Mulia

Sesungguhnya bahasa Arab adalah pintu memahami al-Qur'an, bagian inti syariat agama dan kunci memahami Islam. Bahasa Arab adalah bahasa yang paling luas kosa katanya, paling baik dalam pengungkapannya dan paling mulia diantara bahasa-bahasa yang ada.

Oleh karena itu, Allah menurunkan al-Qur'an dengan bahasa yang paling mulia, kepada Rasul yang paling mulia (Muhammad ), melalui malaikat yang paling mulia (Jibril), di lembah yang paling mulia di dunia ini (Mekkah), dan permulaan diturunkannya adalah di bulan yang paling mulia yaitu Ramadhan, maka sempurnalah kemuliaan dari segala segi. (Tafsir Ibnu Katsir 1/178, lihat Ithaful Ilfi hal. 14, karya Syaikh Musa Alu Nashr dan Syaikh Salim al-Hilali)

Tidak mungkin bagi seseorang bisa memahami al-Qur'anul Karim kecuali ia harus mengetahui bahasa Arab. Maka sepatutnya bagi kaum muslimin -dengan beraneka macam bahasa yang mereka berbicara dengannya- agar mereka mempelajari, mendalami dan menekuni bahasa Arab/bahasa al-Qur'an, agar mereka dapat memahami al-Qur'an, mendalami serta membacanya dengan baik.

Allah berfirman : 
"Sesungguhnya kami menurunkannya berupa al-Qur'an dengan berbahasa Arab agar kalian memahaminya" (Yusuf : 2)

Alangkah indahnya untaian kalimat-kalimat bahasa Arab!!!
Alangkah manisnya rangkaian dan bentuk huruf-hurufnya!!!
Alangkah cantiknya bait-bait syairnya!!!

Imam Syafi'i berkata : "Wajib bagi setiap muslim mempelajari bahasa Arab dengan mengerahkan kemampuannya, hingga ia dapat bersyahadat dengannya, dapat membaca al-Qur'an dengannya, dapat mengucapkan dzikir-dzikir yang diwajibkan baginya (dalam shalat) berupa takbir, tasbih, tasyahud dan lain-lainnya." (Ar-Risalah 48-50, lihat Ithaful Ilfi hal. 15)

Para sahabat Nabi yang mulia, dan juga mereka yang mengikuti petunjuk mereka dari kalangan penduduk negeri yang ditaklukkan oleh agama Islam, mereka semua mengajarkan agama Islam dengan bahasa Arab. Oleh karena itu tidak terlalu lama agama Islam ini tersebar di negeri-negeri Romawi, Persia, Afrika dan Eropa Barat, hingga bahasa Arab menguasai dan menjadi bahasa percakapan sehari-hari, mengalahkan bahasa-bahasa negeri-negeri tersebut. Bahkan, bahasa Arab menghapus bahasa yang dahulu mereka pergunakan, sebagaimana suasana siang menghapus suasana malam (tidak berbekas). Tanpa melalui sekolah-sekolah dan guru-guru, mereka berpindah mempelajari bahasa Arab. 

Tidaklah penyebaran bahasa Arab yang cepat ini melainkan disebabkan semangat jiwa yang menyala, hal ini tidak dapat dilakukan oleh suatu siyasah/politik maupun sekolah-sekolah. Tidak ada yang dapat menghentikan arus bahasa Arab ini kecuali lemahnya negara-negara Arab dan terkaman orang-orang ajam (yang tidak berbicara bahasa Arab) yang menerkam singgasana-singgasana mereka, serta fatwa para ulama ajam yang membolehkan ibadah, membaca al-Qur'an, melafadhkan dzikir-dzikir dalam shalat dengan bahasa selain bahasa Arab ……. (Lihat Ithaful Ilfi hal. 16)

Demikian keadaan kaum muslimin di negeri kita ini. Banyak diantara mereka tidak mengetahui bahasa Arab, mudah dibimbangkan, disesatkan, digiring oleh da'i-da'i yang sesat. Hal ini dikarenakan lemahnya pengetahuan agama mereka, terlebih lagi ketidaktahuan mereka akan bahasa Arab yang mulia ini. Sebagai contoh kejadian baru-baru ini yaitu kisah seorang (kyai) yang tersesat, yang shalat dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Wallahu musta’an