Monday, March 2, 2015

Pentingnya Dzikir Setelah Shalat

, ,
Pentingnya Dzikir Setelah Shalat

Ketika kita shalat berjamaah dengan kaum muslimin seringkali kita dapati di antara mereka tidak membaca tasbih, tahmid dan takbir. Padahal itu yang diajarkan dan dituntunkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam untuk dibaca seusai shalat fardhu.

Terkadang adapula di antara mereka yang ketika selesai shalat berjamaah yang dibaca justru hadiah untuk orang – orang terdahulu dari orang yang beriman dengan surat Al-Fatihah yang dipimpin oleh imam shalatnya kemudian dilanjutkan dengan do’a berjama’ah yang pada akhirnya tidak membaca kalimat – kalimat thayyibah di atas.

Padahal Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah membimbing umat ini dengan tuntunannya yang sangat halus dan menyentuh sanubari bagi siapapun yang menyimaknya. Setelah itu hati pun akan terketuk dan tergugah untuk mengamalkannya. Kenapa demikian? Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyampaikan pesannya dengan metoda berdialog.
Mari kita renungkan sabdanya shallallahu ‘alaihi wasallam berikut ini,

"ألا أحدثكم بأمر إن أخذتم به أدركتم من قبلكم ولم يدرككم من بعدكم وكنتم خير من أنتم بين ظهرانيه إلا من عمل مثله؟ تسبحون وتحمدون وتكبرون خلف كل صلاة ثلاثا وثلاثين".(متفق عليه)

“Bersediakah aku ceritakan kepada kalian tentang sebuah perkara yang jika kamu mengamalkannya niscaya kamu akan mendapati (menyusul) orang sebelum kamu lalu orang sesudah kamu tak akan mampu untuk mendapatimu (menyusulmu). Saat itu kamu adalah yang terbaik diantara sesamamu kecuali mereka yang mengerjakan apa yang menjadi amalanmu? (yaitu) ucapkanlah “Subhanallah”, “Alhamdulillah”, “Allahu Akbar” seusai shalat sebanyak 33 kali. (Muttafaq ‘alaih).

Hal ini disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada saat orang-orang fakir dari kalangan sahabat Muhajirin datang mengadu kepada beliau shallallahu ‘alaihi wasallam dengan ucapan: Telah jauh di depan kami mereka yang dilimpahi harta dalam mendapatkan derajat yang mulia, mereka shalat dan berpuasa sebagaimana kami melakukannya tetapi mereka mempunyai keutamaan dengan harta sehingga mereka bisa menunaikan haji, umrah, berjihad dan bersedekah.

Wejangan Rasulullah di atas adalah sebagai bentuk pelipur lara bagi mereka yang mempunyai keinginan kuat dalam beramal namun hanya ibadah yang berkaitan dengan raga semata yang bisa dilakukan. Meski mereka pun pada akhirnya bersedih kala mendapati orang-orang kaya menjalankan apa yang diwejangkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tersebut di atas. namun dengan lembutnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan kembali bahwa itu adalah keutamaan yang bisa diraih oleh siapa saja.

Bagi kaum Muslimin yang masih meninggalkan dzikir seusai shalatnya, jawablah dengan hati yang jujur:

Apakah anda berani untuk meninggalkan wejangan yang telah disampaikan oleh orang terbaik di muka bumi ini dan anda serta kaum muslimin sangat mencintainya?

Apakah anda dengan melakukan yang tidak diwejangkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yaitu membaca do’a bersama-sama adalah lebih baik dari wejangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?

Apakah anda tidak merasa rugi jika yang anda tinggalkan adalah sesuatu yang akan menjadikan anda sebagai orang yang terbaik?
Mudah-mudahan kita diberi kekuatan oleh Allah untuk senantiasa berusaha mengikuti wejangan dan prilaku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam serta amalan sahabat yang direstui olehnya shallallahu ‘alaihi wasallam. (nhs, 5/11)
Ditulis Oleh: Ustad Nurhadi, Lc
sumber : al-irsyad.or.id