Friday, February 27, 2015

Rambu-Rambu Dakwah

Rambu-Rambu Dakwah


Syaikh Shalih Bin Fauzan Al Fauzan
Berdakwah kepada Allah merupakan jalan hidup dan peran mulia setiap Rasul Alaihimus Salam dan segenap pengikutnya, untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya, dari kekufuran kepada keimanan, dari kesyirikan kepada tauhid dari neraka kepada surga.

Dan ia memiliki rambu-rambu dan asas-asas yang wajib dipenuhi. Kapan salah satu rambu-rambu dan asas-asas tersebut tidak terpenuhi maka dakwah tersebut tidak lagi dikatakan dakwah yang benar dan tidak akan menghasilkan buah yang diharapkan berapapun banyaknya harta yang disumbangkan dan waktu yang dinafkahkan.
Rambu-rambu dan asas-asas tersebut adalah seperti yang dijelaskan di dalam kitab dan sunnah sebagai berikut:

1. Ilmu
Seorang yang berdakwah ke jalan Allah Ta’ala harus memiliki ilmy terhadap apa yang dia dakwahkan. Maka orang jahil tidak layak berdakwah. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):
"Katakanlah: Inilah jalanku (agamaku). Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata. Maha Suci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang yang musyrik…." (Yusuf:108) 

2. Beramal
Seorang da’i wajib mengamalkan ajaran yang ia serukan, agar menjadi terladan yang baik dan ucapannya selaras dengan perbuatannya sehingga orang-orang jahat tidak memiliki alasan untuk meninggalkan kebenaran yang ia bawa. Allah Ta’ala berfirman tentang nabi Syu’aib Alaihis Salam bahwa ia berkata kepada kaumnya: 
"…. Dan aku tidak berkehendak meyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang. Aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan) perbaikan selama aku masih berkesanggupan. Dan tidak ada taufik bagiku melainkan dengan pertolongan Allah. Hanya kepada Allah aku bertawakal dan hanya kepada-Nyalah aku kembali." (Hud:88)

3. Ikhlas
Ikhlas dalam berdakwah. Sehingga dakwah tesebut hanya karena Allah Ta’ala semata bukan karena riya’ atau sum’ah, bukan untuk untuk mencari kedudukan, atau ingin dipandang dan bukan pula karena ingin mencari sedikit dari kesenangan dunia. Karena apabila dakwah disusupi oleh maksud-maksud tersebut, dakwahnya bukan karena Allah Ta’ala melainkan dakwah kepada kepentingan dirinya atau ketamakan yang ia turuti. Dan para nabi dan rasul Alaihimus Salam semuanya berkata pada kaumnya,
"Dan (dia berkata): Hai kaumku, aku tiada meminta harta dan benda kepada kamu (sebagi upah) bagi seruanku. Upahku hanyalah dari Allah…" (Huud:29)

4. Memulai dakwah dari yang paling penting kemudian yang penting
Yaitu mengawali dakwahnya kepada perbaikan aqidah, mangajak manusia untuk beribadah hanya kepada Allah Ta’ala semata dan meninggalkan kesyirikan. Kemudian memerintahkan untuk menjaga shalat, menunaikan zakat, mengerjakan yang wajib, meninggalkan yang haram, sebagaimana seperti inilah jalan para nabi dan rasul seluruhnya. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya):
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Taghut itu (peribadahan kepada selainNya)…"  (An-Nahl:36)

5. Sabar
Bersabar atas setiap yang ia hadapi di jalan dakwah berupa kesulitan da gangguan manusia. Allah Ta’ala berfirman tentang Nabi-Nya Sholallahu ‘Alaihi Wasallam (yang artinya):
"Dan sungguh telah diperolok-olokan beberapa rasul sebelum kamu, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan (azab) olok-olokan mereka" (Al-An’am:10)

6. Akhlaq
Seorang da’i wajib memiliki akhlak yang baik dan hikmah dalam berdakwah sehingga dakwahnya bisa lebih diterima. Allah Ta’ala berfirman tentang Nabi-Nya Sholallahu ‘Alaihi Wasallam,
"Serulah (manusia) kepada jalan Rabbmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik…"  (An-Nahl:125)

7. Semangat
Seorang da’i harus memiliki semangat dan harapan yang tinggi dan tidak putus asa dalam berdakwah dan menyampaikan hidayah kepada kaumnya walau ia harus melewati masa yang panjang. Dan sejarah dakwah Rasulullah Sholallahu ‘Alaihi Wasallam bahwa para nabi dan rasul sebelum beliau adalah sebaik-baik contoh bagi kita semua. 
Wallahu ‘Alam Bis Shawaab 
Diringkas dari Muqaddimah Syaikh Shalih Al-Fauzan Hafidzahullah terhadap kitab Manhajul Anbiya’ fid Dakwah Ilallah
Sumber: Majalah As Salam no VI/Tahun II - 2006 M/ 1427 H

 Judul asli: "Rambu-rambu dalam Berdakwah"