Tuesday, February 3, 2015

Kisah Nabi Isa 'alaihis salam (bag. 2)

Kisah Nabi Isa 'alaihis salam  (bag. 2)


بسم الله الرحمن الرحيم

Berita Nabi Isa pun tersebar ke pelosok negeri, dan banyak kaum fakir dan miskin yang beriman kepadanya sehingga para dukun dan kaum kaya dari kalangan Yahudi dengki kepada Beliau dan mereka ingin Beliau disingkirkan, maka mulailah mereka mengatur tipu muslihat. Mereka pun pergi mendatangi raja ketika itu dan memberitahukan, bahwa Isa adalah seorang pemberontak yang mengajak manusia memberontak dan ia sedang merencanakan perlawanan dengan pemerintahannya. Mereka yang dengki ini terus saja memfitnah Nabi Isa di hadapan raja, mereka beritahukan kepada raja itu bahwa Isa menyesatkan orang-orang, menghalangi orang-orang taat kepada raja, memisahkan antara bapak dan anaknya, dan mereka juga membuat kedustaan-kedustaan lainnya terhadap Isa, seperti mengatakan bahwa ia (Nabi ‘Isa) adalah anak zina sehingga membuat amarah raja semakin memuncak.  Hingga akhirnya raja mengeluarkan keputusan untuk membunuh Nabi Isa 'alaihis salam dan menyalibnya.
Di tengah susana itu, Allah Subhaanahu wa Ta'ala berfirman kepada Nabi Isa, "Wahai Isa! Sesungguhnya aku akan menyampaikan kamu kepada akhir ajalmu dan mengangkat kamu kepada-Ku serta membersihkan kamu dari orang-orang yang kafir, dan menjadikan orang-orang yang mengikuti kamu di atas orang-orang yang kafir hingga hari kiamat. kemudian hanya kepada Akulah kembalimu, lalu Aku memutuskan di antaramu tentang hal-hal yang selalu kamu berselisih padanya." (Terj. QS. Ali Imran: 55)
Nabi Isa 'alaihis salam juga berpamitan kepada para hawariy dan memberikan kabar gembira kepada mereka dengan kedatangan rasul setelahnya yang akan menyempurnakan apa yang telah dimulainya, dan dengan kedatangan Rasul tersebut, maka nikmat Allah menjadi sempurna kepada makhluk-Nya. Nabi Isa 'alaihis salam berkata kepada mereka, "Wahai Bani Israil, Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)." (Terj. QS. Ash Shaff: 6)
Maka raja pun mengirimkan tentaranya untuk menangkapnya, menyalibnya dan menghukumnya. Ketika tentara raja yang siap menangkapnya sampai ke tempat Nabi ‘Isa seraya mengepungnya, maka Allah Ta’ala menyelamatkan Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam, Allah Ta’ala mengangkat Beliau dalam keadaan tertidur lewat lubang angin di rumahnya ke langit, dan Allah Ta’ala menjadikan rupa orang yang di dekat Nabi Isa di dalam rumahnya itu mirip dengan Nabi Isa ‘alaihis salaam. Ketika tentara raja masuk di malam hari, mereka anggap bahwa orang itu Nabi ‘Isa, mereka pun menangkapnya, menghinakannya dan menyalibnya serta menaruh di kepalanya duri. Demikianlah tindakan Allah Ta’ala terhadap tipu daya mereka, Allah Ta’ala menyelamatkan Nabi-Nya dan mengangkatnya di tengah-tengah mereka, serta membiarkan mereka bergelimang dalam kesesatan, mereka  mengira telah berhasil menyalib Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam dan membunuhnya, padahal tidak. Allah Ta'ala berfirman, "Dan karena Ucapan mereka, "Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah[1]," padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah Isa.-- Tetapi (yang sebenarnya), Allah telah mengangkat Isa kepada-Nya[2]. dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana." (Terj. QS. Al Ma'idah: 157-158)
Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, "Ketika Allah hendak mengangkat Nabi Isa 'alaihis salam ke langit, maka Beliau keluar menemui para sahabatnya. Ketika itu, di rumah ada 12 orang yang di antara mereka termasuk hawariy. Maka Beliau keluar menemui mereka dari sebuah mata air yang ada di rumah, sedangkan rambutnya meneteskan air, lalu Beliau berkata, "Sesungguhnya di antara kamu ada yang kafir kepadaku 12 kali setelah beriman kepadaku." Selanjutnya Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam berkata, “Siapa di antara kamu yang mau disamakan dengan rupaku, sehingga nanti ia dibunuh menggantikanku dan akan bersama denganku dalam derajatku?" Maka bangkitlah salah seorang di antara mereka yang paling muda usianya, lalu Nabi Isa berkata, "Duduklah!" Kemudian Nabi Isa mengulangi lagi, tetapi pemuda itulah yang berdiri, maka Nabi Isa berkata, "Duduklah!" Kemudian Nabi Isa mengulangi lagi, maka bangkitlah pemuda itu dan berkata, "Saya." Beliau pun berkata, "Engkaulah orangnya." Maka Allah serupakan orang itu dengan rupa Nabi Isa dan mengangkat Nabi Isa dari lubang angin di rumahnya ke langit. Lalu datanglah pencarian dari orang-orang Yahudi, kemudian mereka menangkap orang yang mirip itu dan membunuhnya serta menyalibnya, lalu sebagian mereka kafir kepada Nabi Isa sebanyak 12 kali setelah beriman. Mereka  pun terpecah belah menjadi tiga kelompok. Satu kelompok berkata, "Allah berada di tengah-tengah kita selama yang ia kehendaki, kemudian naik ke langit," mereka ini adalah kelompok Ya'qubbiyyah. Sekelompok lagi berkata, "Di tengah-tengah kami ada putera Allah sampai yang dia kehendaki, kemudian naik ke langit," mereka ini adalah kelompok Nasthuriyyah, dan ada lagi kelompok yang berkata, "Di tengah-tengah kami ada hamba Allah dan rasul-Nya selama yang dia kehendaki, kemudian Allah mengangkatnya kepada-Nya," mereka inilah kaum muslim."
Kemudian dua kelompok yang kafir itu (Ya'qubiyyah dan Nasthuriyyah) saling bantu-membantu untuk menghancurkan kelompok yang muslim, sehingga agama Islam sejak itu sirna sampai Allah membangkitkan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Allah 'Azza wa Jalla menurunkan kitab Injil kepada Nabi Isa 'alaihis salam dan kita diperintahkan beriman kepadanya. Allah Ta'ala berfirman, "Katakanlah (wahai orang-orang mukmin), "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara mereka dan Kami hanya tunduk patuh kepada-Nya". (Terj. QS. Al Baqarah: 136)
Akan tetapi Ahli Kitab telah merobahnya dengan memberikan tambahan atau menguranginya, atau menghapusnya, serta mengganti banyak ayat dan hukum-hukumnya.
Allah Ta’ala mengajarkan kepada Nabi ‘Isa ‘alaihis salam kitab (menulis), hikmah, Taurat dan Injil, Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam hapal semua itu.
Allah Ta’ala menjadikan Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam dapat berbicara di masa buaian sebagai mukjizat dari-Nya, ia mengajak orang-orang di masa kecilnya agar hanya beribadah kepada Allah Ta’ala saja dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu, juga di masa dewasa. Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam berkata, "Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahIah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus." (Terj. QS. Maryam : 36)
Nabi Isa 'alaihis salam adalah Nabi terakhir Bani Israil, dan tidak ada setelah Beliau Nabi lagi selain penutup para nabi dan rasul, yaitu Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Salman, ia berkata, "Masa fatrah (kekosongan rasul) antara Nabi Isa dan Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam adalah 600 tahun."
Namun menurut Qatadah adalah 560 tahun. Ada pula yang mengatakan, 540 tahun. Menurut Adh Dhahhak, 430 tahun lebih, namun yang masyhur adalah 600 tahun. Di antara Ahli sejarah ada pula yang berpendapat, bahwa masa kekosongan rasul itu adalah 620 tahun dengan tahun Qamariyyah sehingga sama saja 600 tahun Syamsiyyah, wallahu a'lam. (Lihat Shahih Qashashil Anbiya' hal. 498)
Dalam hadits shahih diterangkan, bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam ketika dinaikkan (mi’raaj) ke langit bertemu Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam di langit kedua.
Setelah Nabi Isa 'alaihis salam diangkat ke langit, maka kaum nasrani tersesat, bahkan mereka sampai mengatakan, bahwa Isa adalah putera Allah, Mahasuci Allah dari perkataan ini. Allah Subhaanahu wa Ta'ala membantah mereka dengan firman-Nya,
"Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Mahasuci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah," maka jadilah ia." (Terj. QS. Maryam: 35)
“Sesungguhnya misal (penciptaan) Isa di sisi Allah, adalah seperti (penciptaan) Adam. Allah menciptakan Adam dari tanah, kemudian Allah berfirman kepadanya: "Jadilah" (seorang manusia), maka jadilah dia.” (terjemah Ali Imran: 59)
Dan pada hari Kiamat nanti, Allah Ta'ala akan bertanya kepada Nabi Isa 'alaihis salam -dan Dia lebih mengetahui- tentang kesesatan kaumnya dan perbuatan mereka yaitu menuhankan Beliau, Dia berfirman, "Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman, "Wahai Isa putera Maryam! Apakah kamu mengatakan kepada manusia, "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Tuhan selain Allah?" Isa menjawab, "Mahasuci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang gaib-gaib."--Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya Yaitu, "Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu", dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau Maha menyaksikan segala sesuatu.--Jika Engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkaulah yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. (Terj. QS. Al Ma'idah: 116-118)
Di akhir zaman nanti sebelum tiba hari kiamat, Nabi ‘Isa ‘alaihis salaam akan turun lagi ke bumi membawa syari’at Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, Beliau mematahkan salib yang menjadi syiar orang-orang Nasrani, membunuh babi, meniadakan jizyah (pajak) dan membunuh Dajjal yang matanya buta sebelah. Beliau turun di Menara Putih Damaskus, ketika itu shalat Subuh sudah diiqamatkan, kemudian imam kaum muslim berkata, "Majulah wahai ruh (ciptaan) Allah! Shalatlah (menngimami kami)." Maka Nabi Isa berkata, "Tidak. Sebagian kamu menjadi imam bagi sebagian yang lain sebagai pemuliaan Allah terhadap umat ini." Dalam sebuah riwayat disebutkan, bahwa Isa berkata kepada imam kaum muslim, "Sesungguhnya shalat itu ditegakkan untukmu." Lalu ia shalat di belakangnya, kemudian Nabi Isa menaiki kendaraannya dengan diikuti kaum muslim untuk mencari Al Masih Ad Dajjal, sehingga Beliau berhasil menemuinya di pintu Lud, lalu Beliau membunuhnya.
Di dalam hadits, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:
« وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لَيُوشِكَنَّ أَنْ يَنْزِلَ فِيكُمُ ابْنُ مَرْيَمَ حَكَماً مُقْسِطاً فَيَكْسِرَ الصَّلِيبَ ، وَيَقْتُلَ الْخِنْزِيرَ ، وَيَضَعَ الْجِزْيَةَ ، وَيَفِيضَ الْمَالُ حَتَّى لاَ يَقْبَلَهُ أَحَدٌ » . 
“Demi Allah yang diriku di Tangan-Nya, pasti akan turun kepada kalian putera Maryam (Isa) sebagai hakim yang adil, ia akan mematahkan salib, membunuh babi, meniadakan pajak dan harta akan melimpah ruah sehingga tidak ada seorang pun yang mau menerima.” (HR. Bukhari)
Kata-kata “sebagai hakim yang adil” maksudnya bahwa ia akan turun sebagai hakim yang memutuskan dengan syari’at Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.
Kata-kata “akan mematahkan salib” maksudnya ia benar-benar mematahkan salib dan membatalkan anggapan Nasrani bahwa dirinya memuliakan salib.
Sedangkan kata-kata “meniadakan pajak” maksudnya bahwa ketika itu orang-orang masuk ke dalam Islam, sehingga tidak ada lagi ahludz dzimmah yang membayar pajak, karena mereka semua masuk Islam. Ada juga yang mengatakan bahwa ketika Nabi Isa ‘alaihis salam turun harta melimpah ruah sehingga tidak ada lagi orang yang mungkin diberi harta jizyah, sehingga jizyah (pajak) ditinggalkan. Ada juga yang berpendapat bahwa hadits di atas menunjukkan bahwa syari’at jizyah berlaku sampai turunnya Nabi ‘Isa (lihat Fat-hul Bari).
Ibnu Ishaq berkata, "Nabi ‘Isa ‘alaihis salam berdoa kepada Allah ‘Azza wa Jalla agar ajalnya ditangguhkan, agar dia dapat menyampaikan dakwah, menyempurnakan dakwahnya dan memperbanyak orang masuk ke dalam agama Allah.”
Oleh karena itu, setelah Nabi Isa ‘alaihis salam turun ke dunia dan mengajak manusia kepada Islam, banyak orang-orang yang masuk Islam, bahkan sebelum wafatnya Nabi Isa ‘alaihis salam nanti, semua Ahli Kitab akan beriman kepadanya dengan memeluk Islam (lihat QS. Al Maa’idah: 159)
Nabi ‘Isa tinggal di bumi setelah turunnya selama tujuh tahun, lalu wafat. Jika ditambah dengan umur ketika Beliau belum diangkat ke langit adalah tiga puluh tiga tahun. Sehingga umur Beliau adalah 40 tahun di bumi, hal ini sebagaimana dijelaskan Ibnu Katsir dalam Al Bidayahnya.
Wallahu a’lam, wa shallallahu ‘alaa nabiyyinaa Muhammad wa ‘alaa aalhihi wa shahbihi wa sallam.
Marwan bin Musa
Maraji’: Al Qur'anul Karim (Terjemah Depag), Mausu'ah Al Usrah Al Muslimah, Fathul Bari (Al Hafizh Ibnu Hajar), Shahih Qashashil Anbiya' (Salim Al Hilaliy), dll.


[1] Mereka menyebut Isa putera Maryam itu Rasul Allah ialah sebagai ejekan, karena mereka sendiri tidak mempercayai kerasulan Isa itu.
[2] Ayat ini adalah sebagai bantahan terhadap anggapan orang-orang Yahudi, bahwa mereka telah membunuh Nabi Isa 'alaihis salam.